Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Jonan: Pengendalian Harga BBM Umum Ikuti Daya Beli Masyarakat

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan mengatakan kebijakan pengendalian kenaikan harga jenis BBM umum tidak akan berlaku permanen.
Deretan kendaraan pengangkut BBM milik Pertamina/Reuters
Deretan kendaraan pengangkut BBM milik Pertamina/Reuters

Bisnis.com, BALIKPAPAN – Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan mengatakan kebijakan pengendalian kenaikan harga jenis BBM umum tidak akan berlaku permanen. Kebijakan tersebut akan diterapkan sejalan dengan perubahan kemampuan daya beli masyarakat.

Jonan mengemukakan pada dasarnya pemerintah propasar, tetapi pemerintah juga ingin menjaga daya beli masyarakat. Dengan demikian, ketika nanti daya beli masyarakat kembali meningkat, harga BBM umum akan dikembalikan kepada pasar.

"Kalau daya beli masyarakat belum ya kami coba kendalikan semampu yang kami bisa.  Kalau naik [daya beli] ya kami lepas lagi [harga BBM umum]," ujar Jonan di Balikpapan, Kalimantan Timur, pada Kamis (26/4/2018).

Di sisi lain, pemerintah juga berupaya agar kebijakan tersebut dan keputusan harga premium tidak naik hingga 2019 tidak terlalu membebani PT Pertamina dengan memberikan kompensasi berupa pemberian hak kelola sejumlah blok migas, seperti Blok Mahakam, Blok ONWJ, dan delapan blok terminasi.

Jonan menuturkan pengelolaan blok-blok tersebut berpotensi menambah pendapatan Pertamina sekitar Rp8 triliun per tahun.

Pemerintah juga berencana untuk mengatur harga pembelian minyak mentah untuk porsi pemerintah yang akan digunakan untuk produksi premium.

"Saya lagi mau atur harga pembelian crude untuk porsi pemerintah yang dipakai.  Coba atur lagi, nggak ikut ICP misal harga lebih rendah," kata Jonan.

Pertamina memang tengah mengajukan agar ada domestic market obligation (DMO) harga jual minyak untuk premium agar disesuaikan dengan asumsi anggaran pendapatan belanja negara.

Hal itu menjadi solusi untuk menjaga kinerja Pertamina di tengah penyaluran premium penugasan dengan harga Rp6.450 per liter.

Sementara itu, Plt. Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati meyakinkan bahwa tidak adanya kenaikan harga premium di tengah melonjaknya harga minyak dunia tidak akan mengguncang kinerja BUMN itu.

Pasalnya, Pertamina masih memiliki lini bisnis lain di luar bisnis BBM di mana keuntungan dari bisnis-bisnis lainnya bisa saling menyubsidi. "Jangan dilihat hanya satu produk. Yang penting bagi perusahaan itu bottom line-nya positif. Itu yang kami jaga."

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper