Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Garuda Indonesia Siap Angkut 107 Ribu Calon Jemaah Haji

Direktur Operasi Garuda Indonesia Triyanto Moeharsono mengatakan maskapai layanan penuh (full service) ini telah mempersiapkan 14 unit pesawat untuk penerbangan haji.
Ilustrasi: Petugas membawa jemaah haji kloter pertama memakai kursi roda setibanya di Bandara International Minangkabau (BIM), Kabupaten Padang Pariaman, Sumatra Barat, Kamis (7/9/2017)./ANTARA-Muhammad Arif Pribadi
Ilustrasi: Petugas membawa jemaah haji kloter pertama memakai kursi roda setibanya di Bandara International Minangkabau (BIM), Kabupaten Padang Pariaman, Sumatra Barat, Kamis (7/9/2017)./ANTARA-Muhammad Arif Pribadi

Bisnis.com, JAKARTA--Garuda Indonesia akan menerbangkan 107.964 calon jemaah haji pada tahun ini.

Direktur Operasi Garuda Indonesia Triyanto Moeharsono mengatakan maskapai layanan penuh (full service) ini telah mempersiapkan 14 unit pesawat untuk penerbangan haji. Pesawat tersebut adalah 5 unit jenis Airbus A330, 5 unit Boeing 777-300ER, dan 4 unit menggunakan pesawat sewa berjenis Boeing 744 dan Airbus A330.

"Tahun ini kami menerbangkan 107.964 calon jemaah haji. Angka itu tidak jauh berbeda seperti tahun lalu," kata Triyanto, Rabu (25/4/2018).

Dia menambahkan penerbangan akan berangkat melalui sembilan bandara embarkasi, yakni di Banda Aceh, Medan, Padang, Jakarta, Solo, Balikpapan, Makassar, Lombok, dan Banjarmasin. Embarkasi dengan jumlah calon jemaah haji tertinggi adalah Solo dengan 34.112 orang yang terbagi dalam 96 kloter.

Dia menambahkan rencana pemerintah menerbangkan sebagian jemaah haji melalui Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) di Kertajati juga masuk dalam rencana perusahaan. Namun, penerbangan dari bandara tersebut harus transit melalui Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Cengkareng.

Triyanto beralasan panjang landasan pacu (runway) BIJB belum memenuhi standar minimal untuk pesawat berlorong ganda (wide body). Panjang saat ini hanya 2.500 m, sedangkan kebutuhan minimal adalah 3.000 m.

Konsekuensinya, akan ada biaya tambahan yang muncul karena penerbangan tidak dilakukan secara langsung. Pihaknya meminta kementerian terkait bersedia menanggung biaya tersebut.

"Kami akan ngobrol dengan Kementerian Agama dan PT BIJB. Kalau ada cost kita bagi rata atau ditanggung seluruhnya," ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Saeno

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper