Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ekspor Cangkang Sawit Ditargetkan Capai 2,5 Juta Ton Tahun Ini

Asosiasi Pengusaha Cangkang Sawit Indonesia menargetkan pertumbuhan angka ekspor cangkang sawit sebesar 2,5 juta ton pada 2018.
Petani memindahkan kelapa sawit hasil panen ke atas truk di Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, Rabu (4/4/2018)./JIBI-Rachman
Petani memindahkan kelapa sawit hasil panen ke atas truk di Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, Rabu (4/4/2018)./JIBI-Rachman

Bisnis.com, PEKANBARU -- Asosiasi Pengusaha Cangkang Sawit Indonesia menargetkan pertumbuhan angka ekspor cangkang sawit sebesar 2,5 juta ton pada 2018.

Ketua Asosiasi Pengusaha Cangkang Sawit Indonesia (Apcasi) Dikki Akhmar mengatakan angka ekspor cangkang sawit mencapai 1,5 juta ton sepanjang tahun lalu.

"Pada 2017, sekitar 1,5 juta ton. Untuk tahun ini, kami targetkan bisa naik jadi 2 juta-2,5 juta ton karena ada permintaan dari Jepang," ujarnya di Pekanbaru, Kamis (19/4/2018).

Dikki menuturkan pasar Jepang saat ini menjadi potensial mengingat kebutuhan besar negara itu akan cangkang sawit untuk pembangkit listrik. Dia menyebut ada 35 power plant atau pembangkit listrik di Negeri Sakura yang menggunakan bioenergi dari cangkang sawit.

Meski demikian, saat ini Apcasi mengeluhkan besarnya pajak ekspor dan pungutan dana kelapa sawit.

"Kami meminta pemerintah melakukan evaluasi atas pajak yang tinggi ini. Kami dikenakan US$17 untuk tiap ton cangkang sawit yang diekspor," ungkap Dikki.

Terkat hal ini, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Riau menyebut besaran pajak ekspor dan pungutan dana kelapa sawit bagi ekspor komoditas cangkang sawit merupakan kebijakan pemerintah pusat. 

"Kami tidak bisa berbuat banyak karena kebijakan pajak dan pungutan dana kelapa sawit itu dari pusat. Kami pernah usulkan supaya ditinjau ulang," tutur Kepala Dinas Perindustrian Riau Asrizal.

Dia menilai bila pemerintah pusat mau melakukan kajian ulang, hingga merevisi besaran pajak itu, tentu akan mendorong peningkatan ekspor cangkang sawit yang menjadi limbah di dalam negeri.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Arif Gunawan
Editor : Annisa Margrit

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper