Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

4 Kontrak Baru Logindo akan Sumbang Omzet US$30 Juta

PT Logindo Samuderamakmur Tbk meraih empat kontrak baru sewa kapal penunjang kegiatan lepas pantai tahun ini. Tambahan kontrak baru diharapkan bisa menopang target pendapatan perseroan sebesar US$30 juta sepanjang 2018.
Ilustrasi/Bisnis.com
Ilustrasi/Bisnis.com

Bisnis.com, JAKARTA -- PT Logindo Samuderamakmur Tbk meraih empat kontrak baru sewa kapal penunjang kegiatan lepas pantai tahun ini. Tambahan kontrak baru diharapkan bisa menopang target pendapatan perseroan sebesar US$30 juta sepanjang 2018.

Direktur Utama Logindo, Eddy Kurniawan Logam mengatakan perseroan bakal memulai memasok kapal untuk sub kontraktor perusahaan migas asal Inggris di Papua pada Mei 2018. Dia menambahkan, kontrak berdurasi sembilan bulan itu menambah klien baru Logindo.

Selain di Papua, Logindo juga mendapat kontrak sewa kapal untuk kontraktor migas di Blok West Madura, Blok Offshore North West Java (ONWJ) dan perusahaan telekomunikasi asal Korea Selatan. "Ini market baru. [Mesk] Durasi 9 bulan, tapi lumayan untuk menambah pangsa pasar kami," ujarnya selepas paparan publik di Jakarta, Kamis (19/4/2018).

Di luar kontrak baru, Logindo juga telah meraih pendapatan kontrak sewa 21 kapal dari Pertamina Hulu Mahakam, operator Blok Mahakam yang baru--sebelumnya Total Indonesie. Eddy menyebut, nilai kontrak dari PHM mencapai US$16,2 juta.

Dia menekankan, pergantian operator Blok Mahakam tidak membuat pangsa pasar perseroan tergerus karena operator baru percaya pada pengalaman perseroan selama 21 tahun di Blok Mahakam."Mereka percaya dengan kami yang setia selama 21 tahun bekerja sama di Blok Mahakam.

Secara keseluruhan, pendapatan dari kontrak yang sudah ada atau perpanjangan kontrak tahun ini diestimasi mencapai US$21 juta hingga US$22 juta. Eddy menyebut, proyeksi pendapatan tahun ini hanya tumbuh 10% karena kenaikan tingkat utilisasi tidak serta merta menaikkan harga sewa kapal.

Dia mengatakan, sepanjang 2017 utilisasi kapal mencapai 47% dan saat ini sudah bergerak naik ke level 60%. Eddy mengimbuhkan, kenaikan tarif sewa diperkirakan baru akan terjadi pada 2020 di mana kelebihan pasokan kapal (oversupply) kapal berangsur reda. Untuk diketahui, perusahaan pelayaran yang bermain di segmen lepas pantai mengalami tekanan sejak 2015 seiring penurunan harga minyak.

Tahun ini, Eddy yakin industri mulai pulih. Hal ini tercermin dari kegiatan lepas pantai yang kembali menggeliat.

SKK Migas melansir, target investasi hulu migas berdsarkan rencana kerja dan anggaran tahun ini mencapai US$12,6 miliar atau meningkat 35% dibandingkan dengan realisasi invesatasi hulu migas pada tahun lalu sebanyak US$9,33 miliar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Rivki Maulana
Editor : Sutarno
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper