Bisnis.com, JAKARTA - PT PLN (Persero) masih merampungkan proses administrasi rencana pembangunan proyek pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) terapung di atas Waduk Cirata, Jawa Barat.
Penandatanganan kontrak jual beli listrik atau power purchase agreement (PPA) pembangkit energi terbarukan tersebut semula ditargetkan dilakukan pada Januari 2018.
"Itu sedang persiapan dokumen teknisnya," kata Kepala Divisi EBT PLN Tohari Hadiat kepada Bisnis, Senin (16/4/2018).
Tohari mengatakan tertundanya proses penandatanganan PPA dari target awal disebabkan dalam penyusunan dokumen teknis pengadaan harus mendapat persetujuan dari sejumlah pihak terkait. Sehingga proses penerbitan dokumen tersebut membutuhkan waktu sampai semua pihak setuju.
Selama dokumen belum terbit, pengembang proyek, yakni PT Pembangkitan Jawa Bali (PJB), belum bisa mengajukan proposal teknis dan usulan harga jual listrik untuk proyek tersebut.
Tohari mengatakan pihaknya akan segera menyelesaikan penyusunan dokumen tersebut. Dia optimistis penandatanganan PPA masih bisa direalisasikan pada tahun ini.
"Dari proses ini sampai PPA paling butuh sekitar 2 bulan. Jadi sangat mungkin PPA tahun ini," katanya.
Sebelumnya, Direktur Perencanaan Korporat PLN Syofvi Felienty Roekman mengatakan penambahan pembangkit EBT dengan jenis intermitent, yakni pembangkit surya dan bayu, dalam RUPTL 2018-2027 cukup signifikan.
Dalam 10 tahun ke depan kurang lebih penambahan pembangkit tersebut sekitar 2000 megawatt (MW). Saat ini, jenis pembangkit surya dan bayu merupakan jenis pembangkit yang paling bagus untuk sistem kelistrikan PLN.
Adapun salah satu pembangkit surya yang direncanakan dibangun tahun ini adalah PLTS Terapung Cirata.
"Tahun ini PLN juga merencanakan mulai membangun solar PV floating di Cirata," katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
