Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

PT PAL Buka Pasar Afrika

PT PAL Indonesia (Persero) menargetkan lebih banyak pesanan masuk dari Afrika seiring ditandatanganinya komitmen pembelian oleh A.D Trade Belgium.
Prajurit Angkatan Laut Filipina berfoto bersama dengan latar Kapal Perang Strategic Sealift Vessel pesanan The Department Of National Defense Armed Forces Of Philippines saat pelepasan kapal itu di Dermaga Divisi Kapal Niaga PT PAL Indonesia, Surabaya, Jawa Timur, Selasa (2/5/2017)./Antara-Zabur Karuru
Prajurit Angkatan Laut Filipina berfoto bersama dengan latar Kapal Perang Strategic Sealift Vessel pesanan The Department Of National Defense Armed Forces Of Philippines saat pelepasan kapal itu di Dermaga Divisi Kapal Niaga PT PAL Indonesia, Surabaya, Jawa Timur, Selasa (2/5/2017)./Antara-Zabur Karuru

Bisnis.com, JAKARTA -- PT PAL Indonesia (Persero) menargetkan lebih banyak pesanan masuk dari Afrika seiring ditandatanganinya komitmen pembelian oleh A.D Trade Belgium.

Direktur Utama PAL Budiman Saleh menuturkan pihaknya saat ini akan langsung bekerja melengkapi persyaratan sehingga kontrak segera efektif.

"Afrika melakukan pemesanan untuk pengadaan kapal," ujarnya, Rabu (11/4/2018).

Kapal yang akan dikerjakan oleh PAL yakni jenis Offshore Patrol Vessel dengan ukuran 60 meter. Meski sudah mendapatkan komitmen, Budiman belum bersedia menyebutkan besaran kontrak yang didapatkan maupun negara yang membeli produksi PAL.

"Nama negara tidak disebutkan dulu sampai dengan kontrak efektif," tambahnya.

Budiman menyampaikan pemesanan dari Afrika ini merupakan bagian dari strategi PAL. Pembeli juga merupakan relasi lama saat dirinya masih mengabdi untuk PT Dirgantara Indonesia (Persero).

Dalam kesempatan terpisah, dia mengungkapkan saat ini bisnis terbesar perusahaan masih berasal dari pesanan kapal untuk kebutuhan militer. Pesanan militer juga membuat pelanggan asing mempercayai produk PAL.

"Pemakai atau user pertama adalah Kementerian Pertahanan sehingga customer asing pun akan confident untuk memakai produk PAL," sebut Budiman.

Sejak tahun lalu, PAL mengerjakan satu Landing Platform Deck (LPD), satu Kapal Cepat Rudal (KCR), satu kapal selam, upgrade kapal Kapal Perang Republik Indonesia (KRI) Malahayati, upgrade KRI Sampari & Tombak.

Sementara itu, tahun ini diperkirakan akan terdapat pekerjaan tambahan pemeliharaan dan perbaikan KRI yang terdiri dari empat kapal cepat rudal, dua PKR, tambahan kapal selam, kapal buru ranjau, kapal Offshore Patrol Vessel, dan pemeliharaan perbaikan rutin.

Selain itu, perseroan juga berupaya meningkatkan pekerjaan untuk produk non militer. Pekerjaan yang sedang dilakukan meliputi produksi alat pembangkit listrik untuk onshore maupun offshore, pengerjaan kapal niaga dalam negeri, dan meningkatkan penetrasi ke pasar internasional.

Director of Shipbuilding PAL Indonesia Turitan Indaryo menyebutkan tantangan industri perkapalan saat ini yakni kecendrungan pengguna membeli kapal bekas.

“Dulu sebelum harga minyak dunia turun, permintaan kapal niaga di PAL sebesar 60% dan 40% merupakan kapal perang. Sekarang berbalik, 80% kapal perang dan 20% kapal niaga,” tuturnya.

Kenaikan harga plat baja sebagai komponen kapal sejak tahun lalu juga menambah faktor kelesuan permintaan karena turut mengerek harga kapal. Untuk itu, PAL melakukan beberapa upaya, salah satunya dengan menjalin kerja sama jangka panjang dengan mengikat harga saat berada di level rendah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Anggara Pernando
Editor : Annisa Margrit
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper