Bisnis.com, JAKARTA - Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) menemukan ribuan temuan dalam hasil pemeriksaan yang terangkum dalam Ikhtisar Hasil Pemeriksaan Semester (IHPS) II 2017. Dari hasil temuan ini, hanya 0,62% atau Rp65,91 miliar yang ditindaklanjuti.
Berdasarkan data tersebut, BPK mengungkap 4.430 yang memuat 5.852 temuan. Temuan tersebut meliputi 1.081 (19%) kelemahan sistem pengendalian internal (SPI), 1.950 atau 33% permasalahan ketidakpatuhan terhadap ketentuan perundang-undangan senlai Rp10,56 triliun serta 2.820 (48%) permasalahan ketidakhematan, dan ketidakefektifan senilai Rp2,67 triliun.
Ketua BPK Moermahadi Soerja Djanegara mengatakan, 1.950 permasalahan tersebut, persoalan yang mengakibatkan kerugian negara sebanyak 840 atau 58% permasalahan yang nilainya Rp1,46 triliun, potensi kerugian negara sebanyak 253 atau 17% permasalahan senbnilai Rp5,04 triliun, serta kekurangan penerimaan sebanyak 359 atau 25% senilai Rp4,06 triliun,
"Atas permasalahan ketidakpatuhan ini, entitas telah menindaklanjuti dan menyerahkan asetnya atau menyetor ke kas negara senilai Rp65,91 miliar atau 0,62%," kata Moermahadi di Kompleks DPR, Selasa (3/4/2018).
Selain mengenai potensi kerugian negara, lembaga auditor negara ini juga menemukan 2.820 ketidakhematan serta ketidakefisienan. Total ketidakhematan dan ketidakefisienan ini mencapai Rp2,67 triliun. Dari total permasalahan tersebut terdapat 69 masalah ketidakhematan senilai Rp285,54 miliar, 12 permasalahan ketidakefisieanan senilai Rp51,06 miliar dan 2.739 permasalahan ketidakefektifan 97% senioai Rp2,23 triliun.
Adapaun pada kurun waktu 2005 - 2017 BPK telah menyampaikan 476.614 rekomendasi kepada entitas yang diperiksa senilai Rp303,63 triliun. Hasil pantauan BPK dari jumlah ini tindaklanjut yang telah sesuai dengan rekomendasi sebanyak 348.819 atau 73,2% senilai Rp151,46 triliun, belum sesuai rekomendasi sebanyak 94.725 atau 19,9% atau senilai Rp109,98 triliun, rekomendasi belum ditindaklanjuti 29.010 atau 6,1% senilai Rp29,39 triliun serta 4.060 rekomendasi tak dapat ditindaklanjuti senilai Rp12,8 triliun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
