Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Infrastruktur Indonesia Undang Pengembang Asing

Konsultan properti masih percaya bahwa pembangunan infrastruktur di Indonesia masih menjadi primadona yang akan mendorong kedatangan investor asing menanamkan modal di sektor properti.
Properti di Jakarta/Reuters-Darren Whiteside
Properti di Jakarta/Reuters-Darren Whiteside

Bisnis.com, JAKARTA – Konsultan properti masih percaya bahwa pembangunan infrastruktur di Indonesia masih menjadi primadona yang akan mendorong kedatangan investor asing menanamkan modal di sektor properti.

Christopher J. Marriott CEO Savills South East Asia mengatakan saat ini pasar properti Indonesia khususnya di Jakarta bertumbuh pesat. Menurut Christopher yang akrab dipanggil Chris, pertumbuhan properti di Indonesia masih lebih baik ketimbang beberapa negara Asia Tenggara, salah satu contohnya adalah Vietnam.

Dia menilai masih banyak hal yang harus diperbaiki di Vietnam ketimbang di Indonesia. Misalnya infrastruktur di Indonesia masih lebih banyak ketimbang di Vietnam. Selain itu, iklim pertumbuhan bisnis di Indonesia juga sudah membaik.

“Vietnam itu kedua, atau ketiga untuk dikembangkan. Masih ada beberapa hal penting yang harus dikembangkan misalnya infrastruktur,” ungkap Christoper.

Sebelumnya, Ferry Salanto, Senior Associate Research Director Colliers International Indonesia mengatakan China memang salah satu negara yang sedang gandrung menanamkan investasi ke sejumlah negara yang memiliki proyek pembangunan infrastruktur.

“Kayak di Indonesia ada beberapa proyek yang dipicu oleh proyek infrastruktur, yang mereka kerjakan dengan mengembangkan properti, ini tetap berkaitan,” ungkap Ferry.

Ferry tak menampik bahwa selain Indonesia, Cina juga melirik Vietnam sebagai lahan subur penanaman investasi properti di Asia Tenggara. Menurut Ferry hal ini dipicu oleh banyak kemudahan investasi yang ditawarkan oleh Vietnam kepada investor asing.

“Vietnam menawarkan kemudahan investasi lebih baik dibandingkan Indonesia, dan pertumbuhan ekonomi mereka tinggi, diatas 6%. Selain kemudahan prospek ekonomi lebih banyak para investor selain Cina lari kesana, termasuk Jepang,” papar Ferry.

Sebelumnya pada awal Januari 2018, Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Thomas Trikasih Lembong mengatakan pemasukan investasi asing ke Indonesia masih kalah dibandingkan dari negara Asia Tenggara lain. Misalnya, kalah dari Vietnam dan Thailand. Padahal seharusnya pertumbuhan investasi pada negara ketiga harus bisa mencapai 20% sampai 30%.

Thomas menilai sejumlah penyebab terkendalanya investasi asing dalam negeri adalah karena ketidakstabila regulasi dalam negeri. Oleh sebab itu, kondisi ini akan menjadi perhatian BKPM untuk mendorong deregulasi. Misalnya dengan memperbaiki iklim usaha dan mencoba menghilangkan izin prinsip namun dengan membuka pendaftaran investasi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper