Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

MAI Setuju Lampung Jadi Lumbung Udang Nasional

Masyarakat Akuakultur Indonesia (MAI) mendukung Lampung dijadikan lumbung udang nasional. MAI juga merekomendasikan kepada pemerintah agar udang menjadi komoditas strategis prioritas nasional.
Udang vaname/Antara-Syifa Yulinnas
Udang vaname/Antara-Syifa Yulinnas

Bisnis.com, JAKARTA -- Masyarakat Akuakultur Indonesia (MAI) mendukung Lampung dijadikan lumbung udang nasional. MAI juga merekomendasikan kepada pemerintah agar udang menjadi komoditas strategis prioritas nasional.

"Lampung adalah salah satu daerah yang sangat potensial sebagai lumbung udang nasional dengan pesaingnya Sulsel, Sumut, dan Jatim," kata Sekjen MAI Agung Sudaryono saat dihubungi, Rabu (28/3/2018).

Sebelumnya, dalam acara Sarasehan Nasional Bisnis dan Teknologi Komoditas Udang, Selasa (27/3/2018), Asosiasi Udang Indonesia (Audi) dibentuk untuk menyatukan pelaku bisnis industri udang nasional dari hulu ke hilir, yang terdiri atas off-farm hulu (pembenih, pentongkol, penyedia sarana produksi, produsen pakan), on-farm (produsen udang/petambak), dan off-farm hilir (industri pengolah/unit pengolahan ikan/eksportir).

Visi Audi adalah menjadikan Indonesia sebagai produsen udang berkualitas terbesar di dunia, mengalahkan China, India, dan Vietnam, dengan target nilai ekspor di atas US$5 miliar.

Agung menilai asosiasi yang menyatukan pemangku kepentingan dari hulu ke hilir perlu dibentuk, sebagaimana sudah dilakukan pada industri sawit.

"Di Vietnam juga begitu sehingga menjadi maju," katanya.

Ketua Umum MAI Rokhmin Dahuri mengatakan Indonesia dengan garis pantai 95.185 km atau terpanjang kedua di dunia memiliki potensi lahan pesisir untuk tambak udang 3 juta hektare atau terluas di dunia. Ditambah dengan harga udang yang stabil, Indonesia seharusnya menjadi produsen dan eksportir udang budi daya terbesar di dunia.

"Kenyataannya saat ini Indonesia masih menempati posisi keempat di dunia setelah China, India, dan Vietnam," katanya.

Menurut data Mr. Dhilips & Friend, produksi India pada 2017 berkisar 430.000-620.000 ton, melesat ke urutan runner up setelah China. Sementara, produksi Negeri Tirai Bambu 550.000-700.000 ton.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper