Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ini Langkah Pemerintah Antisipasi Perang Dagang AS - China

Kementerian Perdagangan akan mengambil langkah pencarian pasar baru non tradisional mengantisipasi dampak dari perang dagang yang dilakukan Amerika Serikat dengan China.
Presiden Amerika Serikat Donald Trump./Reuters
Presiden Amerika Serikat Donald Trump./Reuters

Bisnis.com, JAKARTA - Kementerian Perdagangan akan mengambil langkah pencarian pasar baru nontradisional mengantisipasi dampak dari perang dagang yang dilakukan Amerika Serikat dengan China.

Kepala Badan Pengkajian dan Pengembangan Perdagangan (BP3) Kementerian Perdagangan Kasan Muhri memperkirakan perang dagang AS dan China akan berdampak pada kinerja ekspor Indonesia ke kedua negara itu.

Kondisi ini dikhawatirkan akan berdampak pada pengalihan ekspor kedua negara ke Indonesia. Pasalnya, AS dan China merupakan negara tujuan ekspor utama Indonesia.

“Ekspor besi baja dan alumunium Indonesia ke AS yang pada 2017 masing-masing US$70 juta dan US$219 juta diperkirakan juga terganggu. Sementara, produk ekspor Indonesia ke China tidak terlalu memberikan tekanan terhadap Indonesia,” ungkapnya kepada Bisnis pada Jumat (23/3/2018).

Menurutnya, Indonesia dapat menjadi negara pengalihan oleh ekspor seperti China yang akan menyasar pasar lainnya untuk ekspor besi baja dan alumunium. Sedangkan AS akan mencari akses baru untuk ekspor buah-buahan dan kedelai.

Pemerintah akan melakukan berbagai langkah untuk mengantisipasi dampak tersebut. Salah satu yang dilakukan adalah pendekatan bilateral kepada kedua negara. Selain itu pemerintah juga berupaya untuk mencari pasar baru nontradisional tujuan ekspor.

“Pemerintah akan memanfaatkan trade remedies untuk mengantisipasi kemungkinan adanya lonjakan  barang impor dari China yang terhambat di pasar AS,” tutur Kasan.

Untuk diketahui, perdagangan AS dan China menghasilkan defisit bagi AS sekitar US$395,8 miliar pada 2017. Ekspor China menguasai sekitar 21% pasar impor AS atau mencapai US$526,2 miliar. Sementara bagi China, ekspor ke AS berkontribusi sebesar 18% dari total ekspornya.

AS telah mengumumkan pengenaan tarif bea masuk untuk impor baja sebesar 25% dan untuk impor alumunium sebesar 10%. Kebijakan AS ini akan mengganggu ekspor China ke AS, mengingat China merupakan pemasok utama untuk kedua produk tersebut dengan nilai US$4,2 miliar.

Atas kebijakan AS tersebut, China menyiapkan serangan balik untuk meresponsnya dan akan melakukan tindakan retaliasi terhadap 128 komoditas impor dari AS.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper