Perusahaan Teknologi Khawatirkan Rencana Singapura Berlakukan Aturan Lawan Hoax

Annisa Margrit
Kamis, 22 Maret 2018 | 14:26 WIB
Ilustrasi Facebook./Bloomberg-Chris Ratcliffe
Ilustrasi Facebook./Bloomberg-Chris Ratcliffe
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA -- Perusahaan teknologi raksasa dunia mengkhawatirkan rencana Singapura yang ingin memberlakukan regulasi baru untuk melawan penyebaran hoax alias berita palsu.

Reuters melansir Kamis (22/3/2018), petinggi Facebook, Twitter, dan Google telah dipanggil oleh Parlemen Singapura dalam dengar pendapat mengenai ancaman berita palsu.

Pemerintah Negeri Singa mengatakan negaranya rentan terhadap serangan berita palsu karena warganya memiliki latar belakang budaya dan agama yang beragam. Selain itu, Singapura juga menjadi hub finansial dunia.

"Kami tidak yakin pemberlakuan regulasi adalah pendekatan yang tepat untuk mengatasi masalah ini," ujar kepala kebijakan publik Asia Tenggara Facebook Alvin Tan dalam pernyataan tertulis.

Menurutnya, Singapura sudah memiliki banyak aturan mengenai ujaran kebencian, pencemaran nama baik, dan penyebaran berita palsu.

Direktur Kebijakan Publik Asia Pasifik Google Kathleen Reen menyampaikan hal serupa.

"Tidak ada satu perusahaan pun, baik yang dimiliki pemerintah maupun yang bukan, bisa menjadi wasit kebenaran," ungkapnya.

Singapura berada dalam posisi 151 dari 180 negara di World Press Freedom Index (Indeks Kebebasan Pers) versi Reporters Without Borders.

Parlemen Singapura telah membentuk tim khusus untuk mengkaji kemungkinan adanya aturan baru tersebut. Tim tersebut telah menerima 164 respons dari publik, sebuah rekor bagi pembahasan aturan di negara itu.

Langkah Singapura ini dimulai sebelum terkuaknya skandal penyalahgunaan data 50 juta pengguna Facebook oleh lembaga konsultan Cambridge Analaytica, yang terlibat dalam kampanye Donald Trump pada Pemilu presiden AS 2016.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Penulis : Annisa Margrit
Editor : Annisa Margrit
Sumber : Reuters
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper