Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Manufaktur India Ekspansif

Badan Koordinasi Penanaman Modal mencatat terjadi lonjakan investasi dari Investor India ke Indonesia pada sektor industri.
Ilustrasi kegiatan industri manufaktur./Reuters
Ilustrasi kegiatan industri manufaktur./Reuters

Bisnis.com, JAKARTA—Badan Koordinasi Penanaman Modal mencatat terjadi lonjakan investasi dari Investor India ke Indonesia pada sektor industri.

Direktur Perencanaan Infrastruktur BKPM Heldy Satrya Putera mengatakan dalam 5 tahun terakhir investasi India ke Indonesia relatif berada pada urutan 23. Memasuki 2017 lalu, invetasi yang masuk melonjak tajam sehingga menempatkan India sebagai negara ke-16 yang menempatkan investasinya di Indonesia.  

“Mereka rata-rata masuk ke industri. Kami berharap ke depan mereka [investor India] lebih agresif. Mereka punya kemampuan besar [untuk investasi]. Kita punya opportunity sangat besar,” kata Heldy di Jakarta, Senin (19/3/2018).

Dia mengatakan sepanjang 2017, invetasi dari India ditempatkan pada industri pengolahan kayu senilai US$243,1 juta, Industri makanan dan minuman (US$7,12 juta), tekstil (US$5,43 juta), industri transportasi (US$2,39 juta) serta beragam industri lain. Secara total pada 2017, investasi dari India yang masuk mencapai US$285,37 juta. Capaian ini naik 418% dibandingkan dengan 2016 yang membukukan investasi US$55,04 juta.

Menurut Heldy masuknya investasi dari India ini sejalan dengan upaya pemerintah memperluas negara sumber investasi. Apalagi penempatan investasi yang dilakukan didominasi sektor nonpertambangan.

“Mereka investasi sesuai dengan target pemerintah. Kami ingin mengembangkan industri. Kalaupun mereka masuk ke pertambangan, mereka masuk ke industri pengolahan,” kata Heldy.

BKPM mencatat investasi India sebagian besar ditempatkan di pulau Jawa (83%), sedangkan selebihnya ditempatkan di Bali dan Nusa Tenggara (5,1%), Sumatra (4,6%), dan Kalimantan (4,5%).

Heldy menyatakan saat ini lima besar investor India yang telah menanamkan investasi di Indonesia yakni Tata Group, Essar Group, Coal India Limited, Bharat Heavy Electricals, dan Steel Authority of India Limited.  

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Anggara Pernando
Editor : Ratna Ariyanti

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper