Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kinerja IPCM Tak Terdampak Depresiasi Rupiah

PT Jasa Armada Indonesia Tbk. (IPCM) memperkirakan dampak depresiasi rupiah dalam sebulan terakhir tidak signifikan kendati sebagian besar pendapatan perseroan dikutip dalam valuta asing (valas).
Kapal pemandu milik PT Jasa Armada Indonesia menarik kapal penumpang di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Rabu (11/10/2017)./JIBI-Endang Muchtar
Kapal pemandu milik PT Jasa Armada Indonesia menarik kapal penumpang di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Rabu (11/10/2017)./JIBI-Endang Muchtar

Bisnis.com, JAKARTA -- PT Jasa Armada Indonesia Tbk. (IPCM) memperkirakan dampak depresiasi rupiah dalam sebulan terakhir tidak signifikan kendati sebagian besar pendapatan perseroan dikutip dalam valuta asing (valas).

Direktur Utama IPCM Dawam Atmosudiro mengatakan perseroan mengutip jasa pemanduan dan penundaan kepada kapal asing dalam valas. Kendati demikian, pembayaran yang diterima perseroan tetap dalam rupiah, mengikuti ketentuan Bank Indonesia (BI).

Dia mengakui perseroan menikmati keuntungan dari selisih kurs seiring tren depresiasi rupiah. Namun, Dawam menekankan, keuntungan selisih kurs tidak besar.

"Pendapatan dari kurs itu ya di kami memang ada, tapi tipis. Jadi dampak positifnya ya sedikit," jelasnya kepada Bisnis.com, belum lama ini.

Berdasarkan data Bloomberg, rupiah ditutup Rp13.751 per dolar AS pada Jumat (16/3/2018). Kurs tersebut melemah 1,38% dibandingkan posisi sebulan terakhir di level Rp13.560.

Dalam rentang sebulan, rupiah bergerak di kisaran Rp13.560-Rp13.861 per dolar AS.

Depresiasi rupiah di sisi lain juga tak menyebabkan operasional Jasa Armada membengkak. Dawam menerangkan beban operasional perseroan sebagian besar disumbang bahan bakar yang dibayar menggunakan rupiah.

Sementara itu, penggunaan mata uang asing sebatas pada pembelian suku cadang.

Untuk diketahui, IPCM saat ini melayani jasa pandu dan tunda kapal di pelabuhan umum, terminal khusus, kanal, hingga lepas pantai. Lebih dari 80% pengguna jasa IPCM merupakan kapal asing sedangkan sisanya kapal domestik.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Rivki Maulana
Editor : Annisa Margrit
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper