Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Impor Barang Industri Dipacu agar Produksinya Cukupi Kebutuhan Puasa & Lebaran

Kementerian Perdagangan mengaku upaya memperlancar impor untuk industri guna memperlancar pasokan barang menjelang puasa dan lebaran.
Warga melintas di samping beras yang dijual di Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Selasa (16/5)./Antara-Sigid Kurniawan
Warga melintas di samping beras yang dijual di Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Selasa (16/5)./Antara-Sigid Kurniawan

Bisnis.com, JAKARTA - Kementerian Perdagangan mengaku upaya memperlancar impor untuk industri guna memperlancar pasokan barang menjelang puasa dan lebaran.

Direktur Jenderal Perdagangan Luar Negeri Kementerian Perdagangan (Kemendag) Oke Nurwan mengatakan langkah tersebut agar ketersediaan barang di dalam negeri mencukupi.

"Kenapa memperlancar [impor bahan] industri. Karena ini dalam rangka persiapan puasa dan lebaran," kata Oke di Kantor Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Jakarta, Jumat (16/3/2018).

Sejak awal tahun, pemerintah mulai memberikan izin impor untuk sejumlah barang konsumsi dan pangan, seperti kerbau sebesar 100.000 ton, gula raw 1,8 juta ton, impor jagung industri 171.660 ton hingga beras sebesar 500.000 ton.

Di sisi lain, Kepala Pusat Riset dan Perencanaan Strategis Perum Bulog, Sopran Kenedi memastikan stok pangan termasuk bahan pokok seperti gula pasir, daging dan telur ayam masih aman saat memasuki bulan Ramadan. Salah satunya seperti gula pasir, stok di Bulog saat ini berkisar 400.000 ton.

“Untuk stok beras di Bulog sekitar 700.000 ton. Itu juga masih memenuhi kebutuhan hingga lima bulan ke depan,” kata Sopran kepada Bisnis.

Khusus untuk komoditas beras, pihaknya menargerkan penyerapan beras petani memenuhi sekitar 60% dari 2,7 juta ton pada Juni 2018. Penyerapan tersebut dilakukan dengan memanfaatkan momen panen raya, pemanfaatkan fleksibilitas harga, hingga rafaksi. Bulog juga akan menggunakan jaringan pembelian baik kelompok Tani, KTNA, hingga koperasi tani guna memenuhi target.

Sementara untuk pangan seperti bawang, pihaknya tidak ingin terburu-buru memenuhi stok. Pasalnya kualitas komoditas itu akan menurun jika terlalu lama di simpan sebagai stok. “Kami ingin stok tersedia cukup. Paling tidak menjelang hari raya idul fitri terpenuhi [seluruh pangan],” ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Rayful Mudassir
Editor : Sutarno
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper