Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

KINERJA KOPERASI: Pertumbuhan Positif Dorong Kontribusi PDB

Kementerian Koperasi dan UKM terus mendorong reformasi koperasi untuk meningkatkan kinerja koperasi dan kontribusinya pada Produk Domestik Bruto Nasional.
Menteri Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah, Anak Agung Gede Ngurah Puspayoga/Bisnis.com
Menteri Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah, Anak Agung Gede Ngurah Puspayoga/Bisnis.com

Bisnis.com, JAKARTA – Kementerian Koperasi dan UKM terus mendorong reformasi koperasi untuk meningkatkan kinerja koperasi dan kontribusinya pada Produk Domestik Bruto Nasional.

Menteri Koperasi dan UKM AA Gede Ngurah Puspayoga mengatakan koperasi harus dikelola secara baik dan profesional agar memberi manfaat kepada masyarakat.

"Jika kinerja koperasi sehat dan berkualitas akan menghasilkan PDB koperasi tinggi yang akan menopang pertumbuhan ekonomi yang merata," katanya, akhir pekan lalu.

Adapun Kementerian Koperasi dan UKM telah menjalankan reformasi total koperasi untuk meningkatkan kualitas koperasi. Setelah lebih dua tahun implementasinya, mampu mendorong peningkatkan PDB koperasi dari 1,71% pada 2014, naik menjadi 4% pada 2016.

Puspayoga mengatakan visi Presiden Jokowi adalah pertumbuhan ekonomi harus diikuti oleh pemerataan kesejahteraan. Dimana pertumbuhan tidak boleh dinikmati segelintir orang dan harus memberikan keadilan kepada masyarakat.

“Jalan untuk mencapai pemerataan kesejahteraan tidak lain adalah koperasi. Karena konsepnya koperasi adalah perkumpulan orang. Semakin banyak koperasi itu semakin banyak masyarakat itu sejahtera,” katanya.

Dia menegaskan PDB koperasi tidak bisa lagi pada angka yang rendah harus terus dikejar pertumbuhannya. Banyak perubahan dalam regulasi yang dilakukan pemerintah untuk berpihak kepada koperasi.

“Tanpa koperasi berperan baik, tidak akan terjadi pemerataan kesejahteraan. Marilah bersama-sama koperasi betul-betul berperan untuk anggota,” katanya.

Sebelumnya, Kementerian Koperasi dan UKM mengungkapkan perkiraan kontribusi koperasi sebagai lembaga terhadap Produk Domestik Bruto Nasional Triwulan III/2017 mencapai 4,48%.

Data Kementerian Koperasi dan UKM (Kemenkop dan UKM) mencatat, jika mengacu pada data Badan Pusat Statistik tentang total PDB Nasional Triwulan III/2017 atau hingga September 2017, yang sebesar Rp10.096 triliun maka kontribusi koperasi sebagai lembaga sekitar Rp451 triliun.

Adapun kontribusi koperasi sebagai lembaga mengalami perkembangan setiap tahunnya, data Kemenkop UKM pada 2014 tercatat 1,71%, pada 2015 4,41%, pada 2016 turun menjadi 3,99%. Kemenkop UKM memprediksi untuk kontribusi sepanjang tahun 2017 akan mencapai sekitar 4,6%.

Kontribusi koperasi sebagai lembaga ini berasal dari beberapa komponen, yaitu modal koperasi, modal luar, aset, omzet untuk koperasi simpan pinjam, volume untuk koperasi sektor riil, dan sisa hasil usaha.

Perkiraan kontribusi anggota koperasi terhadap PDB Nasional yaitu Rp3.114 triliun atau 30,84% dari total PDB Nasional. Total perkiraan kontribusi lembaga dan anggota koperasi sebesar 35,32%,

Data koperasi tercatat melalui Online Data System (ODS) di Kementerian Koperasi dan UKM. Berdasarkan data per Desember 2017, jumlah Koperasi sebanyak 153.171 unit. Dari jumlah tersebut, anggota koperasi aktif tercatat mencapai 26,53 juta orang.

Meskipun dibandingkan beberapa negara lain, kontribusi ini dinilai masih kecil. Kementerian Koperasi dan UKM terus berupaya mendorongnya. Puspayoga mengatakan capaian ini merupakan indikator yang baik.

Sementara itu, Ketua Umum Kospin Jasa Andy Arlsan Djunaid mengatakan kinerja Kospin Jasa berhasil mencatatkan sejumlah pencapaian positif meski situasi ekonomi makro mengalami perlambatan.

Dia menambahkan pertumbuhan ekonomi Indonesia yang diprediksi 5,2% hanya tercapai 5,1%. Kondisi ini sangat berpengaruh kepada ekonomi sektor riil. Hampir seluruh perbankan nasional, tidak berhasil mencapai target seperti yang direncanakan.

“Walau di tengah kesulitan seperti itu semua bekerja keras dan saya berterimakasih kepada anggota tetap loyal mengembangkan Kospin Jasa. Tahun 2017, meski target tidak tercapai optimal, namun tetap terjadi pertumbuhan positif terhadap kinerja keuangan dan banyak hal yang dicapai oleh Kospin Jasa,” kata Andy.

Dia memaparkan pada 2017, Kospin Jasa berhasil mencatatkan aset Rp6,428 triliun untuk layanan keuangan konvensional atau tumbuh 11,44% dari 2016 yang membukukan Rp5,768 triliun. Andy mengungkapkan untuk layanan keuangan konvensional biasanya mampu mencapai pertumbuhan di atas 15%.

Adapun simpanan pada 2017 berhasil mencapai Rp5,7 triliun naik 15,68% dari 2016 yang besarnya Rp4,9 triliun.

“Hanya saja pinjaman tidak tumbuh signifikan, hanya 2,78%. Saya imbau anggota yang membutuhkan modal usaha datanglah ke Kospin Jasa,” ujarnya.

Dia menambahkan peningkatan yang sangat baik justru ditunjukkan oleh kinerja keuangan syariah. Pada 2017, aset layanan syariah tumbuh 16,94% menjadi Rp1,5 triliun dari sebelumnya Rp1,3 triliun.

Simpanan juga menunjukkan kenaikan yang tinggi, yakni Rp1,49 triliun atau tumbuh 18,82%. Di sisi pinjaman tumbuh 12,8%.

Dia mengatakan sejumlah capaian tahun 2017 bagi Kospin Jasa sangat membanggakan, terutama dengan anak perusahaan Kospin Jasa, perusahaan asuransi jiwa syariah PT Jasa Mitra Abadi Syariah (JMAS) mencatatkan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI).

Sejumlah produk keuangan juga dikeluarkan Kospin Jasa, seperti tabungan prima untuk menarik anggota lebih banyak lagi.

Pada 2018, Andy mengatakan, akan menjadi tahun yang cukup menantang karena disebut sebagai tahun politik dengan adanya pelaksanaan Pilkada.

Namun, dia mengatakan Kospin Jasa akan tetap bekerja keras di tahun politik ini dan tidak akan terpengaruh.

"Bahkan Kospin Jasa telah mengakuisisi perusahaan asuransi umum syariah Takaful Umum pada Januari 2018," katanya.

Kospin Jasa didirikan oleh beberapa pengusaha kecil dan menengah pada dekade 1970-an. Tujuan pendirian Koperasi Simpan Pinjam Jasa adalah memberikan solusi dalam mengatasi kesulitan untuk mendapatkan pinjaman modal usaha, karena umumnya bisnis mereka masih dikelola dengan cara tradisional.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Agne Yasa

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper