Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Performa Industri Rokok Diharapkan Tidak Turun Makin Dalam

Pada tahun ini Kementerian Perindustrian berharap industri rokok masih bisa tumbuh, setidaknya sama dengan tahun lalu.
Pekerja melinting rokok sigaret kretek di salah satu industri rokok di Tulungagung, Jawa Timur, Rabu (31/5)./Antara-Destyan Sujarwoko
Pekerja melinting rokok sigaret kretek di salah satu industri rokok di Tulungagung, Jawa Timur, Rabu (31/5)./Antara-Destyan Sujarwoko

Bisnis.com, JAKARTA—Pada tahun ini Kementerian Perindustrian berharap industri rokok masih bisa tumbuh, setidaknya sama dengan tahun lalu.

Panggah Susanto, Dirjen Industri Agro Kemenperin, mengatakan sepanjang 2017 industri rokok mengalami kelesuan. Pada awal tahun, dia menyebutkan pihaknya belum melihat tanda-tanda perbaikan di industri ini.

Kendati demikian, dia berharap industri rokok tidak mengalami penurunan yang lebih dalam sepanjang 2018. “Minimal sama dengan tahun lalu,” ujarnya pada Kamis, (1/3/2018).

Dari data Kemenperin, produksi rokok sepanjang 2017 mengalami penurunan sebesar 1,71% secara tahunan dari 342,06 miliar batang menjadi 336,20 miliar batang. Menurutnya, salah satu faktor yang menekan industri ini adalah cukai yang meningkat setiap tahun.

“Cukai setiap tahun naik sekitar 10%, yang harus dilihat apakah kenaikan ini bisa menarik cukai sesuai target atau tidak. Kalau dinaikkan saat daya beli menurun, produksi rokok bisa turun,” kata Panggah.

Pada tahun ini, cukai rokok naik sebesar 10,04% secara rata-rata dengan target cukai senilai Rp148,23 triliun. Target ini naik 0,5% dari target tahun sebelumnya yang senilai Rp147,49 triliun.

Sepanjang 2017, realisasi penerimaan cukai rokok sebesar 99,50% dari target atau senilai Rp145,47 triliun. Panggah mengatakan peningkatan cukai dan pajak pertambahan nilai (PPN) rokok yang disetarakan dengan produk lain menyebabkan kenaikan harga  jual. Hal ini lah yang mempengaruhi penjualan rokok, terlebih di tengah daya beli masyarakat yang menurun.

Sementara itu, berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), pada Februari 2018 kelompok makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau memiliki andil terhadap inflasi sebesar 0,07% atau yang paling besar. Komoditas yang dominan memberikan sumbangan inflasi adalah rokok kretek, rokok kretek filter, ayam goreng, dan soto masing-masing sebesar 0,01%.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper