Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

YLKI: Satgas Pangan Tak Efektif Turunkan Harga Beras

Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia mengklaim Satgas Pangan tidak berfungsi efektif setelah melihat kondisi harga beras masih di atas harga eceran tertinggi.
Pekerja memikul karung beras di Pasar Induk Beras Cipinang, Jakarta Timur, Jumat (19/1)./ANTARA-Sigid Kurniawan
Pekerja memikul karung beras di Pasar Induk Beras Cipinang, Jakarta Timur, Jumat (19/1)./ANTARA-Sigid Kurniawan

Bisnis.com, JAKARTA – Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia mengklaim Satgas Pangan tidak berfungsi efektif setelah melihat kondisi harga beras masih di atas harga eceran tertinggi.

Ketua Pengurus Harian Yayasan Lembaga Perlindungan Konsumen (YLKI) Tulus Abadi mengatakan meski harga beras mulai menurun, namun bukan karena kerja Satgas Pangan, melainkan akibat dimulainya masa panen.

“Satgas Pangan tidak berfungsi efektif, terbukti harga beras masih tinggi. Kalau pun harga beras turun bukan atas kerja Satgas Pangan tapi karena memasuki masa panen,” katanya kepada Bisnis, Kamis (1/3/2018).

Berdasarkan catatan Pasar Induk Beras Cipinang, harga beras medium varietas IR 64 II, harga beras mencapai Rp10.625 per kg pada 1 Maret. Kendati mulai berangsur turun, harga ini belum menyentuh batas harga eceran tertinggi yakni Rp9.450 per kg untuk wilayah Pulau Jawa, Bengkulu dan Sumatra Selatan.

Di samping itu, pihaknya juga meinta Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman menarik pernyataannya bahwa Indonesia sedang surplus beras. “Surplus apanya? Kalau benar surplus seharusnya tidak ada impor beras,” ujar Tulus.

Pihaknya juga meminta Kemendag dan Bulog mengantisipasi beras impor yang bocor dan mengakibatkan harga beras jatuh di musim panen. Kementerian Perdagangan dan Bulog juga diharap mampu mengatasi berbagai distorsi dalam harga beras, seperti kemungkinan adanya spekulan dalam perdagangan beras.

“Beras adalah bahan makanan utama rakyat Indonesia. Pemerintah harus mampu menjaga keamanan pasokan beras, sehingga harganya terjangkau bagi konsumen,” ucap Tulus.

Direktur Pengadaan Perum Bulog Andrianto Wahyu Adi mengatakan hingga kini stok beras yang ada ditambah, 157.000 beras impor yang telah masuk gudang berjumlah sekitar 778.000 ton. Sementara masih ada 100.000 lebih beras impor yang sedang dalam proses bongkar.

 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper