Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ini Daftar Hasil Evaluasi Komite Keselamatan Konstruksi

Komite Keselamatan Konstruksi (KKK) melansir hasil evaluasi yang dilakukan pihaknya pascapenghentian sementara pekerjaan konstruksi layang sejumlah proyek infrastruktur.
Warga mengamati tim Labfor Bareskrim Pori melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) pascarobohnya pascarobohnya bekisting pier head pada proyek konstruksi pembangunan jalan tol Bekasi-Cawang-Kampung Melayu (Becakayu) di Jalan D I Panjaitan, Jakarta, Selasa (20/2/2018)./ANTARA-Aprillio Akbar
Warga mengamati tim Labfor Bareskrim Pori melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) pascarobohnya pascarobohnya bekisting pier head pada proyek konstruksi pembangunan jalan tol Bekasi-Cawang-Kampung Melayu (Becakayu) di Jalan D I Panjaitan, Jakarta, Selasa (20/2/2018)./ANTARA-Aprillio Akbar

Bisnis.com, JAKARTA -- Komite Keselamatan Konstruksi (KKK) melansir hasil evaluasi yang dilakukan pihaknya pascapenghentian sementara pekerjaan konstruksi layang sejumlah proyek infrastruktur.

Ketua KKK Syarif Burhanuddin mengatakan berdasarkan temuan KKK, terdapat permasalahan dari sisi subkontraktor, pengawasan, sampai pelatihan 

"Ini adalah poin-poin yang harus diingatkan kembali setelah evaluasi kepada badan usaha atas penyebab terjadinya kecelakaan konstruksi," kata Syarif dalam konferensi pers, Rabu (28/2/2018).

Dari hasil temuan, penyebab kecelakaan konstruksi disebabkan oleh kinerja subkontraktor. Nantinya hubungan main contractor dan subcontractor harus menjadi satu kesatuan dalam pelaksanaan proyek. 

Adapun, hasil evaluasi sejumlah kecelakaan konstruksi menjabarkan bahwa mayoritas konsultan pengawas tidak memiliki peran dan tidak didengar oleh subkontraktor di lapangan. Rekomendasi konsultan pengawas tidak didengar oleh subkontraktor.

Tak hanya persoalan di mekanisme kerja subkontraktor, berdasarkan hasil temuan polisi di sejumlah kecelakaan konstruksi, konsultan pengawas juga tidak memberikan approval sebelum pekerjaan dilaksanakan. Hal tersebut menunjukkan bahwa ada standar operasional dan prosedur yang tidak ditaati.

“Kami temukan banyak pengawas tidak berperan secara maksimal dan ini juga tidak didengar oleh subkontraktor sehingga ini haru diubah nantinya. Subkon harus mengikuti petunjuk pengawas konsultan,” jelasnya.

Syarif mengatakan pihaknya masih terus memantau tindaklanjut badan usaha terhadap hasil evaluasi yang ditemukan di lapangan oleh timnya

Berdasarkan data KKK, Dari 37 proyek yang dievaluasi, sebanyak 32 proyek diberikan izin melanjutkan pekerjaan konstruksi layang dengan 8 proyek diizinkan lanjut dengan catatan. 

Sisanya, ada tiga proyek yang masih dicantumkan dalam daftar kendati sudah beroperasi dan tidak ada proyek konstruksi, yakni jalan tol kertosono—Mojokerto, tol Ngawi Kertosono dan Cinere—Jagorawi. Sementara itu, 1 proyek yakni tol Serang—Panimbang belum melakukan pekerjaan konstruksi layang. Dan 1 proyek sisanya yakni tol Serpong—Balaraja belum mengumpulkan berkas dan melakukan presentasi.


Berikut Daftar Hasil Evaluasi KKK dan Tindak Lanjut Evaluasi

Hasil Evaluasi

1.       Dari rekomendasi yang didapat dari KKK, penyebab kecelakaan konstruksi lebih banyak karena subkon. Hubungan mankon dan subkon harus jadi satu dan tidak bisa dilepas

2.       Langkah selanjutnya, seluruh Direktur Operasi BUMN Karya harus mengundang subkon-subkonnya untuk melakukan komitmen K3 (baik subkon peralatan, material dan termasuk didalamnya adalah tenaga kerja).

3.       Dari hasil pemeriksaan komite K2 bahwa personil yang bekerja di proyek tidak ada screening oleh mainkon, menyangkut kompetensinya.

4.       Kemudian apakah personilnya sudah pernah melakukan pelatihan

5.       Komitmen-komitmen yang sudah tertuang dalam dokumen akan dilakukan pengecekan ke lapangan, bagaimana penyedia mempertanggungjawabkan apa yang sudah dipaparkan dalam waktu 3 hari ini

6.       Pengawasan hendaknya tidak hanya dilakukan oleh konsultan pengawas tapi juga oleh pengguna jasa/investor, bahkan juga oleh kontraktor sehingga pengawasan dilakukan secara menyeluruh

7.       Hasil investigasi, konsultan pengawas tidak memiliki peran, tidak didengar oleh subkon di lapangan. Apapun rekomendasi konsultan pengawas tidak didengar

8.       Hasil temuan polisi, konsultan pengawas tidak memberikan approval sebelum pekerjaan dilaksanakan, ini menunjukkan ada SOP yang tidak diikuti

9.       Kelemahan konsultan pengawas : pekerja di lapangan kelelahan, tidak ada yang mengawasi, yang menyetujui/approval

10.   Melakukan training melalui subkon yaitu jika subkon melihat pengawas dirasa kurang kompeten, maka dilaporkan, jadi saling kerja sama/mengingatkan

11.   Dengan adanya rekomendasi dari KKK maka bukan berarti selesai tapi bagaimana meyakinkan apa yang dibuat bersama-sama telah sesuai

12.   Pihak pengguna jasa/investor jalan tol harus ikut mengawasi. Jadi jika terjadi sesuatu, ada beberapa pihak yang bersama-sama sudah sesuai.

13.   Pihak pengguna jasa/investor jalan tol ahrus ikut mengawasi jadi jika terjadi sesuatu, ada beberapa pihak yang bersama-sama bertanggung jawab

14.   Diharapkan kedepan tidak lagi ada accident

15.   Kontraktor jangan memaksakan bekerja hingga malam, bekerja saja sesuai kemampuan

16.   Percepatan pembangunan infrastruktur ini bukannya tanpa aturan, akan tetapi percepatan yang menyangkut aspek teknologi dengan tidak mengurangi kualitas

17.   Jika kondisi percepatan membuat pekerja kelelahan, ini sudah diluar standar

18.   Masukan dari site engineer, operator dan pengawas sebagai bahan evaluasi. Pekerja yang bekerja overtime dan kesejahteraan pekerja juga harus diperhitungkan

19.   Direktur Operasi para perusahaan BUMN Karya harus memperhitungkan kesejahteraan pekerjanya

 

Langkah-langkah setelah evaluasi

1.       Seluruh BUMN Karya tidak berkompetisi tetapi bermitra

2.       Saling mendukung dan saling kroscek, jika ada tenaga yang kurang harus bermitra dengan yang lain untuk saling melengkapi

3.       Harus ada sinergitas antara BUMN Karya. Karena hal tersebut juga merupakan pesan dari Ibu Menteri BUMN, bahwa para BUMN karya harus melakukan sinergitas dalam pelaksanaan konstruksi

4.       Meningkatkan disiplin dan komitmen untuk 7 poin berikut. Semua perencanaan yang sudah disepakati harus dijadikan landasan untuk kerja. jika ada perubahan harus disampaikan dan disetujui sebelum dilaksanakan, seperti SDM, material, metodologi dan K3

5.       Konsultan pengawas harus selalu ada dan meningkatkan kompetensi

Sumber : KKK

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Irene Agustine
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper