Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kereta Cepat Jakarta-Bandung: KCIC Tepis Isu Kembali Dekati Jepang

Perusahaan patungan Indonesia dan China, PT Kereta Cepat Indonesia China menepis isu kembali mendekati Jepang untuk bekerja sama dalam pembangunan kereta cepat Jakarta-Bandung.
Kereta cepat China/Reuters-Jason Lee
Kereta cepat China/Reuters-Jason Lee

Bisnis.com, JAKARTA — Perusahaan patungan Indonesia dan China, PT Kereta Cepat Indonesia China menepis isu kembali mendekati Jepang untuk bekerja sama dalam pembangunan kereta cepat Jakarta-Bandung.

Pelaksana Tugas (Plt) Direktur Utama Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) Dwi Windarto menyatakan tetap melanjutkan kerja sama dengan China melalui konsursium yang dibentuk. Pihaknya menepis isu bahwa Indonesia tengah kembali mendekati Jepang untuk pengerjaan proyek kereta cepat Jakarta-Bandung.

“Iya betul [tetap menanti pencairan pinjaman dari China dan porsi konsorsium tetap],” ujarnya saat dikonfirmasi Bisnis.com, Senin (26/2).

Dia menjelaskan bahwa Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini M. Soemarno juga telah meninjau langsung progres di sejumlah titik proyek tersebut pada, Minggu (25/2). Adapun lokasi yang disambangi yakni Walini, tunnel Walini, tunnel 6, tunnel 8, serta bacthing plant.

“[Menteri BUMN memberikan arahan] percepatan progres,” imbuhnya.

Secara terpisah, Menteri BUMN Rini M. Soemarno mengatakan saat ini masih menunggu pencairan dana pinjaman dari China Development Bank (CDB) untuk proyek kereta cepat Jakarta-Bandung. Akan tetapi, pihak konsorsium China sudah memasukkan uang atau ekuitas ke KCIC.

“Pemegang saham termasuk dari sana [China] modalnya sudah masuk semua,” jelasnya.

Seperti diketahui, KCIC akan mendapatkan tambahan ekuitas dari dua pemegang saham yakni PT Pilar Sinergi BUMN Indonesia (PSBI) dan konsorsium China, Beijing Yawan HSR Co. Ltd. Total ekuitas yang dicairkan senilai Rp1,2 triliun

Akibat tidak kunjung cairnya pinjaman dari CDB untuk kereta cepat Jakarta-Bandung, KCIC menggunakan ekuitas peseroan. Total dana yang telah digunakan untuk keperluan akuisisi dan sejumlah modal kerja mencapai Rp4 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Ana Noviani
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper