APJII Gunakan Big Data untuk Survei Internet 2018

Dhiany Nadya Utami
Kamis, 22 Februari 2018 | 09:15 WIB
Sekjen Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJI) Henri Kasyfi Soemartono (dari kiri), didampingi  kepala Bidang Riset Eddy S Jaya dan CEO Teknopreneur Muhammad Andy Zaky memberikan penjelasan mengenai hasil survei penetrasi dan perilaku pengguna internet Indonesia, di Jakarta, Senin (19/2/2018)./JIBI-Bisnis/Dedi Gunawan
Sekjen Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJI) Henri Kasyfi Soemartono (dari kiri), didampingi kepala Bidang Riset Eddy S Jaya dan CEO Teknopreneur Muhammad Andy Zaky memberikan penjelasan mengenai hasil survei penetrasi dan perilaku pengguna internet Indonesia, di Jakarta, Senin (19/2/2018)./JIBI-Bisnis/Dedi Gunawan
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA—Menyusul dirilisnya Survei Penetrasi dan Perilaku Pengguna Internet Indonesia 2017, Asosiasi Penyedia Jaringan Internet Indonesia (APJII) menyatakan akan menggunakan metode baru untuk survei tahun ini.

Ketua APJII Jamalul Izza mengatakan jika melihat peningkatan pengguna internet Indonesia yang semakin naik, survei harus dilakukan lebih mendetail.

“Sekarang kami baru survei per pulau, tahun depan ada rencana survei per provinsi,” katanya, belum lama ini.

Selain itu, APJII bersiap menggunakan big data untuk survei 2018. Penggunaan big data ini untuk memetakan para pengguna platform internet seperti e-commerce dan lainnya.

“Sedang kami susun sistemnya, untuk mengejar [pemetaan] e-commerce, startup. Jadi nanti kita bisa lihat berapa banyak yang larinya ke sana,” tutur Jamalul.

Jamalul menuturkan ke depan survei tak hanya dilakukan lewat metode tatap muka dengan pengguna tetapi melalui pengambilan penggunaan bandwith atau internet protocol (IP).

Menurutnya, sebagai satu-satunya asosiasi pendistribusi internet protocol (IP) di Indonesia, APJII memiliki akses untuk memantau trafi penggunaan lebar pita atau IP.

“Jadi kita bisa liat real time, berapa sih ini-itu. Bisa kita lihat grafiknya langsung,” ujarnya.

Jamalul menambahkan, dengan menggunakan metode big data maka hasilnya bisa dirilis lebih cepat dan tidak  perlu menunggu survei tahunan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper