Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Impor Beras Lanjut Mengalir

Direktur Pengadaan Perum Bulog, Andrianto Wahyu Adi mengatakan kapal dari Thailand dan Vietnam yang membawa beras impor diestimasikan tiba hingga pekan depan
Pedagang menyusun karung berisi beras di pasar tradisional, Gondangdia, Jakarta, Rabu (10/1)./JIBI-Endang Muchtar
Pedagang menyusun karung berisi beras di pasar tradisional, Gondangdia, Jakarta, Rabu (10/1)./JIBI-Endang Muchtar

Bisnis.com, JAKARTA - Direktur Pengadaan Perum Bulog, Andrianto Wahyu Adi mengatakan kapal dari Thailand dan Vietnam yang membawa beras impor diestimasikan tiba hingga pekan depan.

"Estmation Time of Arrival [ETA] bisa berubah-ubah," kata Andrianto kepada Bisnis, Rabu (14/2/2018).

Dia mengatakan, hingga kini sudah 57.000 ton beras impor yang tiba di Indonesia. Beras tersebut seluruhnya berasal dari Vietnam yang diangkut oleh dua perusahaan eksportir beras dari negara itu yakni Vinafood II dan Vinafood II.

Dari total yang sudah tiba, komoditas itu tiba di Pelabuhan Tenau Banten 6.000 ton, 10.000 dari Pelabuhan Merak Banten, dan 41.000 ton berlabuh di Tanjung Priok Jakarta.

Menurutnya, dari total itu, beras lebih dulu tiba dan bongkar di Pelabuhan Tenau. Adapun kapal di Tanjung Priok terlebih dulu sempat harus mengantre untuk dapat bersandar dan bongkar. Kapal di Pelabuhan Merak juga sudah bersandar dan sedang dalam proses bongkar, meskipun sebelumnya sempat terkendala dalam kelengkapan dokumen ekportir yang tiba terlambat.

“[Kamis] beras impor mulai masuk ke gudang di Sunter,” paparnya.

Sebelumnya Bulog sempat mengestimasi waktu kedatangan kapal pengangkut beras tersebut berlangsung pada tanggal 11, 12, 13, 15, 17, 20, dan 22 Februari. Sejumlah jadwal sesuai dengan yang diperkirakan, namun adapula yang meleset akibat mengalami sejumlah kendala di lapangan.

Andrianto memaparkan, kapal biasanya akan tertahan di pelabuhan karena mengurus berbagai dokumen, seperti dokumen serah terima barang, biaya sandar, terminal handling atau proses bongkar, dokumen bea cukai hingga karantina dan fumigasi.

Selain itu kendala di lapangan juga dapat terjadi akibat cuaca. Pasalnya proses bongkar beras akan terhenti bila sedang hujan, karena beras diangkut dengan Kapal Bulk bukan container. Belum lagi jika gelombang besar, perjalanan kapal akan melambat hingga tidak berani berangkat.

“Bila pakai container, berapa ribu container yang dibutuhkan untuk mengangkut 41.000 ton [di Tanjung Priok]. Cuaca dan dokumen memang
tantangan [pengiriman] logistik secara umum,” tuturnya.

Beras impor juga rencananya ditampung di sejumlah pelabuhan lainnya, yakni di Pelabuhan Belawan Sumatera Utara, Tanjung Perak Surabaya, Benoa, Tanjung Wangi Banyuwangi dan Pelabuhan Panjang Lampung.

Sementara itu pada Kamis (15/2/2018) diperkirakan sejumlah kapal dari Vietnam dan Thailand kembali tiba di pelabuhan berbeda. Tiap-tiap beras impor akan tiba di Pelabuhan Panjang 20.000, 4.750 di Pelabuhan Benoa dan 20.000 di Tanjung Perak. Kapal yang akan tiba di Tanjung Perak berasal dari Thailand, selebihnya dari Vietnam.

Adapun beras impor yang rencana dipasok dari India belum terkonfirmasi akan tiba. Pemerintah masih melihat bagaimana perkembangan dari India. Pasalnya kontrak impor beras akan berakhir pada 28 Februari. Pemerintah menjadikan beras impor ini sebagai cadangan beras pemerintah dan akan dikeluarkan jika telah disetujui dalam rapat koordinasi terbatas di Kemenko Perekonomian.



Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper