Bisnis.com, JAKARTA — Studi yang dilakukan Microsoft bersama International Data Corporation (IDC) bertajuk Membuka Dampak Ekonomi Transformasi Digital di Asia Pasifik menyatakan bahwa baru 7% perusahaan di Indonesia yang bisa digolongkan sebagai pemimpin digital.
President Microsoft Asia Pacific Andrea Della Mattea mengatakan dari 85% responden yang berkomentar, hanya 7% yang masuk dalam kategori pemimpin digital. Sisanya, sebanyak 79% perusahaan masih dalam proses transformasi.
Adapun, kategori pemimpin ini berarti, perusahaan telah memiliki strategi transformasi digital secara penuh dan mendapatkan pendapatan sebesar sepertiga dari produk dan layanan digital. Sementara itu, untuk porsi 79% yang masuk kategori pengikut, baru mendapatkan pendapatan dari produk dan pelayanan digital sebesar seperlima.
Baca Juga 90% Capex XL untuk Bangun Jaringan |
---|
"Kami menemukan sekitar 85% yang disurvei berkomentar tentang transformasi digital, 7% menjadi leader," ujarnya saat memberikan paparan hasil riset di Hotel Ritz-Carlton Jakarta, Selasa (13/2/2018).
Perusahaan yang masuk kategori pemimpin pun, dia menyebut memiliki kesadaran untuk mengadopsi teknologi baru dan sangat perhatian pada kompetisi.
Dia menyebut, mengacu pada hasil riset pun yang melibatkan 100 responden asal Indonesia, terdapat lima manfaat digitalisasi pada korporat. Pertama, kenaikan keuntungan. Kedua, kenaikan produktivitas.
Ketiga, mendapatkan pos pendapatan baru dari produk dan pelayanan baru. Keempat, mengurangi biaya operasi. Terakhir, kenaikan loyalitas konsumen.
Dari riset, para pelaku digitalisasi merasakan kenaikan produktivitas sebesar 1,4 kali dari 2017 ke 2020. Kemudian, kenaikan laba naik 1,3 kali selama 3 tahun. Dari sisi penguasaan konsumen, naik 1,4 kali dalam 3 tahun. Lalu, untuk pendapatan dari produk baru naik 1,4 kali.
"Leader sangat sadar dengan siapa yang masuk ke bisnis," katanya.
Baca Juga Ini Tren Digital 2018 Menurut IDC |
---|
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel