Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Tas Artisan Buatan Perajin NTT & Bali Tembus Amazon Handmade

Indonesia Trade Promotion Center Los Angeles (ITPC LA) semakin gencar melakukan promosi produk ke berbagai platform perdaganagn elektronik (e-commerce) di pasar Amerika Serikat (AS).
Amazon handmade
Amazon handmade

Kabar24.com, JAKARTA — Indonesia Trade Promotion Center Los Angeles (ITPC LA) semakin gencar melakukan promosi produk ke berbagai platform perdaganagn elektronik (e-commerce) di pasar Amerika Serikat (AS).

Inkubator produk artisan binaan ITPC LA, Everina, yang memproduksi berbagai macam tas buatan tangan asal Indonesia, berhasil melewati proses kurasi produk dan manajemen usaha sehingga dapat menjual ke salah satu platform e-dagang raksasa dunia, Amazon Handmade.

Peluang ini merupakan hasil upaya ITPC LA, setelah sebelumnya mempertemukan salah satu pendiri Everina dengan Kepala Amazon Handmade North America, pada Minggu (16/12/2017) di LA.

“Hal ini merupakan contoh upaya positif ITPC LA mendorong ‘Akselerasi Perdagangan di Era Ekonomi Digital’ sejalan dengan tema Rapat Kerja Kemendag awal tahun 2018,” ungkap Kepala ITPC LA Antonius A. Budiman. Merek Everina dalam siaran pers, Senin (12/2/2018).

Produk-produk tersebut merupakan produk buatan tangan yang dihasilkan oleh para perajin wanita di Nusa Tenggara Timur dan Bali. Amazon Handmade merupakan bagian dari platform e-dagang raksasa dunia, Amazon, yang mengkhususkan pada penjualan produk buatan tangan.

Beberapa tahun terakhir, konsumen AS sangat tertarik dengan produk buatan tangan karena memiliki keunikan tersendiri. Untuk dapat menjadi pemasok dan menjual produk di Amazon Handmade, para kurator harus memperhatikan desain dan kualitas produknya.

Selain itu, pemasok harus berkontribusi terhadap kesejahteraan para pengrajinnya. Sebagai inkubator ITPC LA, Everina, berkomitmen membawa produk artisan Indonesia ke pasar AS dengan mengutamakan kesejahteraan pengrajinnya di Indonesia.

"Para perajin akan diuntungkan dengan harga yang layak, lingkungan kerja yang sehat, serta penggunaan berbagai material yang ramah lingkungan,” ujar Antonius.

Selain Amazon Handmade, Everina telah melewati tahap kurasi produk untuk dapat berjualan di platform e-dagang Etsy, salah satu situs penjualan global yang fokus pada produk artisan yang mengedepankan perdagangan yang adil dan berkelanjutan.

Etsy merupakan platform e-dagang yang memiliki jangkauan global dengan 1,9 juta penjual aktif dan menjual lebih dari 45 juta produk.

“Masuknya produk artisan Everina di Amazon Handmade dan Etsy membuka peluang untuk menjangkau konsumen baru secara digital di seluruh pelosok AS dan bahkan dunia. Ini kesempatan besar bagi produk buatan Indonesia untuk go-digital dan menjangkau konsumen secara langsung,” terang Antonius.

Sebelumnya, ITPC LA juga telah memperkenalkan Everina dengan Zulily. Platform e-dagang yang berpusat di Seattle ini fokus pada keunikan produk untuk wanita dan anak-anak. Zulily yang telah berdiri sejak 2010 menjual produk melalui metode penawaran barang dalam waktu yang terbatas (flash sales).

Saat ini Zulily masih dalam tahap mengkurasi produk Everina. Selain itu, ITPC LA bersama Everina juga telah melakukan pendekatan dengan platform e-dagang Nordstrom. Everina tengah menyiapkan berbagai data terkait informasi produk untuk segera disampaikan ke Nordstrom.

“Berbagai respons positif ini merupakan bukti tingginya minat konsumen AS untuk produk artisan. Momentum ini harus dimanfaatkan untuk peningkatan ekspor Indonesia ke AS, terutama di kawasan Pantai Barat,” kata Antonius.

Konsul Jenderal Republik Indonesia (Konjen RI) Simon Soekarno menambahkan bahwa perubahan fundamental menuju tren digital diperkirakan akan terus meningkat, sehingga The Wall Street Journal menginformasikan para peritel besar seperti Macy’s, West Elm, Whole Foods, dan Nordstrom untuk mulai mencari berbagai produk artisan dari berbagai negara.

Ekspor Tas dan Aksesori Indonesia ke AS Pada periode Januari-Oktober 2017 impor produk tas dan aksesori AS mencapai US$10,9 miliar, naik 1,36% dari periode yang sama pada 2016. Sementara itu, impor dari Indonesia pada periode Januari-Oktober 2017 untuk produk ini mencapai US$203,80 juta.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Fajar Sidik

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper