Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ini Faktor Pendorong Kenaikan Harga Batu Bara

Asosiasi Pertambangan Batubara Indonesia (APBI) menilai kenaikan harga batu bara acuan (HBA) masih disebabkan kuatnya permintaan akibat musim dingin, terutama dari negara-negara Asia.
Aktivitas di area pertambangan batu bara PT Adaro Indonesia, di Kabupaten Tabalong, Kalimantan Selatan, Selasa (17/10)./JIBI-Nurul Hidayat
Aktivitas di area pertambangan batu bara PT Adaro Indonesia, di Kabupaten Tabalong, Kalimantan Selatan, Selasa (17/10)./JIBI-Nurul Hidayat

Bisnis.com, JAKARTA - Asosiasi Pertambangan Batubara Indonesia (APBI) menilai kenaikan harga batu bara acuan (HBA) masih disebabkan kuatnya permintaan akibat musim dingin, terutama dari negara-negara Asia.

Direktur Eksekutif APBI Hendra Sinadia mengatakan negara-negara dengan kondisi musim dingin yang ekstrim seperti China, Koera, Jepan, dan Taiwan masih membutuhkan tambahan pasokan batu bara. Selain itu, produksi dari China pun melemah.

"Permintaan menguat untuk negara-negara dengan musim dingin yang ekstrim di Asia Utara, sementara dari sisi pasokan, terutama China, melemah," katanya kepada Bisnis, Selasa (6/2/2018).

Dia mengatakan harga batu bara sebenarnya masih dalam bayangan tekanan dalam waktu dekat. Namun, diharapkan tetap berada di level yang positif.

"Untuk jangka pendek harga masih berpotensi tertekan karena biasanya demand tidak sebesar di awal-awal musim dingin dan ada faktor over supply. Tapi, secara umum masih dalam level yang positif," tuturnya.

Berdasarkan data dari Kementerian ESDM, HBA Febuari 2018 ditetapkan senilai US$100,69 per ton atau naik 5,39% dari HBA Januari senilai US$95,54 per ton. HBA tersebut jadi yang tertinggi sejak Desember 2016 yang berada pada level US$101,69 per ton.

Sebelum Desember 2016 tersebut, HBA terakhir kali menyentuh level US$100 per ton pada Mei 2012, tepatnya US$102,12 per ton. Setelah itu, harga batu bara terus merosot hingga akhirnya mulai bangkit pada pertengahan 2016.

Jika dirata-ratakan, dalam dua bulan pertama 2018 ini HBA telah berada pada level US$98,12 per ton atau berada di atas rata-rata HBA sepanjang 2017 senilai US$85,92 per ton. Apalagi jika dibandingkan dengan rata-rata HBA pada 2016 yang hanya senilai US$61,84 per ton.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Lucky Leonard
Editor : Sepudin Zuhri
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper