Korea Tanam Modal di Crowde, Nazava, dan Temu

Duwi Setiya Ariyanti
Rabu, 31 Januari 2018 | 16:56 WIB
Buruh tani mengemas jagung manis ke dalam karung usai dipanen di area persawahan Kelurahan Ketami, Kota Kediri, Jawa Timur, Rabu (7/6)./Antara-Prasetia Fauzani
Buruh tani mengemas jagung manis ke dalam karung usai dipanen di area persawahan Kelurahan Ketami, Kota Kediri, Jawa Timur, Rabu (7/6)./Antara-Prasetia Fauzani
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA — KOICA atau Korea International Cooperation Agency (KOICA) menyuntik tiga startup dengan total dana senilai US$75.000.

Adapun, suntikan dana tersebut bersifat hibah yang diberikan kepada perusahaan rintisan terpilih dengan dua di antaranya yang menggunakan platform digital. Ketiga penerima dana yakni Crowde, platform urun investasi sektor agribisnis; Temu, platform pencari kerja; dan Nazava penyedia alat penyaring air minum.

Salah satu penggagas Instellar, Dian Wulandari mengatakan pihaknya bekerja sama dengan KOICA, Crevisse Partners dan Merry Year Social Company untuk memberikan bantuan kepada pelaku usaha yang bisa memberikan dampak penyelesaian masalah sosial. Kolaborasi dilakukan melalui program Remake City yang dilakukan di Korea Selatan, Indonesia, dan Vietnam. 

Menurutnya, yang menjadi perhatian adalah pelaku usaha yang sudah memiliki penetrasi pasar mumpuni sekaligus bisa menyelesaikan masalah sosial tertentu. Dari 30 pelamar, terpilih tiga perusahaan yang dinilai layak mendapat suntikan dana untuk pengembangan bisnis. 

"Support yang diberikan tidak hanya pelatihan atau inkubasi. Hibahnya US$25.000 atau sekitar Rp300 juta untuk masing-masing tim," ujarnya dalam jumpa pers di Jakarta, Rabu (31/1/2018).

Dia menyebut saat ini masih dalam tahap pembicaraan pelaku usaha mana dari tiga yang terpilih bisa mendapatkan investasi dari inkubator dan investor asal Korea Selatan, Crevisse Partners. Lebih lanjut, satu pelaku usaha yang cukup matang dari sisi bisnis, bisa memperoleh investasi hingga US$400.000. 

"Kami masih dalam pembicaraan untuk memilih satu yang berhak dapat investasi hingga US$400.000," katanya. 

Dalam kesempatan yang sama, penggagas Temu, Gustian Mahardika mengatakan pihaknya menargetkan bisa menjangkau ke 200.000 pengunduh. Sasarannya, para pekerja dengan latar belakang pendidikan setara (SD hingga SMA. Menurutnya, jangkauan saat ini yakni dengan 38.000 pengunduh yang didapat dari pemasaran tim internal. 

"Kita targetnya sampai 200.000 pengunduh," katanya.

Kemudian, penggagas Nazava, Guido van Hofwegen mengatakan pihaknya menargetkan bisa memasarkan hingga 1 juta unit alat filter air. Saat ini, katanya, telah terjual 400.000 unit dan 80.000 dijual di Indonesia. Khusus Indonesia, metode pemasaran yang digunakan melalui komunitas masyarakat di desa. Khususnya, dia memfokuskan dulu ke Jawa Barat meskipun telah dipasarkan ke negara-negara seperti Ethiopia dan Kamboja. 

"Targetnya 1 juta unit bisa dijual di 2020," katanya. 

Lalu, penggagas Crowde, Yohanes Sugihtononugroho mengatakan pihaknya ingin menambah jangkauan dan menyebarkan lebih banyak dana bagi petani. Adapun, masih terdapat beberapa daerah seperti Maluku, Nusa Tenggara, Bali dan Papua yang belum tersentuh. Sebagai contoh, dia menyebut petani di Bali yang terancam keberlangsungannya dengan naiknya pembangunan hotel dan resort. Dari sisi dana, pihaknya menargetkan bisa menyalurkan lebih dari Rp100 miliar padatahun ini. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper