Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Indonesia Dorong Asean Perkuat Industri 4.0

Pemerintah Indonesia, melalui Kementerian Perindustrian terus mendorong negara-negara di Kawasan Asia Tenggara untuk membangun kerja sama ekonomi secara komprehensif dalam menghadapi revolusi industri keempat atau Industri 4.0.
Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto dan Menteri Ekonomi, Pendidikan, dan Riset Swiss Johann N Schneider-Ammann menandatangani kerja sama pendidikan vokasi di sela acara World Economic Forum 2018 di Davos, Swiss./Istimewa
Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto dan Menteri Ekonomi, Pendidikan, dan Riset Swiss Johann N Schneider-Ammann menandatangani kerja sama pendidikan vokasi di sela acara World Economic Forum 2018 di Davos, Swiss./Istimewa

Bisnis.com, JAKARTA -- Pemerintah Indonesia, melalui Kementerian Perindustrian terus mendorong negara-negara di Kawasan Asia Tenggara untuk membangun kerja sama ekonomi secara komprehensif dalam menghadapi revolusi industri keempat atau Industri 4.0.

 

Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto mengatakan, saat ini sektor manufaktur yang tengah dikembangkan untuk menjadi kekuatan unggul di tingkat Regional Asia Tenggara antara lain, industri otomotif, elektronika, makanan dan minuman, serta textile clothes footwear (TCF).

 

Di Indonesia, kelompok manufaktur tersebut telah menjalankan sistem Industri 4.0,” ujarnya dalam keterangan resmi di Jakarta, Senin (29/1/2018).

 

Pada sela-sela acara World Economic Forum (WEF) 2018 di Davos, Swiss akhir pekan lalu Airlangga menyebut era industri saat ini mengimplementasikan pemanfaatan tenaga robotik yang terhubung dengan internet dalam pengoperasiannya.

 

Dia juga meyakini, dari empat sektor yang sedang dipacu tersebut, Indonesia dinilai cukup kompetitif pada sektor otomotif. Pasalnya, selain memiliki basis pasar domestik yang besar, Indonesia juga menjadi tempat produksi dari beberapa perusahaan otomotif dunia.

 

Pemerintah menargetkan produksi otomotif bisa menembus 2,5 juta unit pada 2020 untuk bersaing di kancah global,” ungkapnya.

 

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), pertumbuhan industri alat angkutan mencapai 5,63% atau di atas pertumbuhan ekonomi nasional yang sebesar 5,06% pada kuartal III/2017. Selain itu, sektor tersebut juga sebagai salah satu kontributor terbesar pembentukan produk domestik bruto (PDB) sektor industri pengolahan nonmigas yang mencapai 10,11%.

 

Selanjutnya, industri elektronika dalam negeri, menunjukkan kinerja yang cukup positif. Data Kemenperin menyebutkan, pada 2016 terdapat 23 electronics manufacturing service (EMS), 42 merek dan 37 pemilik merek baik global maupun nasional, dengan total nilai investasi sebesar Rp7 triliun dan menyerap tenaga kerja sebanyak 13.000 orang.

 

Untuk mendukung sektor tersebut, Kemenperin juga memfasilitasi pembangunan Techno Park di sejumlah wilayah di Indonesia, seperti Bandung Techno Park, Tohpa TI Center di Denpasar, Inkubator Bisnis IKITAS di Semarang, Makassar Techno Park, dan Pusat Desain Ponsel di Batam.

 

Ini merupakan wadah penghubung antara pihak akademisi, industri dan pemerintah yang dapat menumbuhkan dan membina starup dalam negeri di bidang teknologi informasi dan komunikasi, terutama animasi, software, dan games,” paparnya.

 

Sementara itu, industri makanan dan minuman juga merupakan salah satu sektor strategis yang masih memiliki prospek cerah untuk tumbuh di Tanah Air.

 

[Industri makanan dan minuman] Jumlahnya sangat banyak di dalam negeri, mulai dari tingkat kabupaten, bahkan mereka sudah ada yang go international,” ujar Menperin.

 

BPS mencatat, pertumbuhan industri makanan dan minuman sebesar 9,46% pada kuartal III/2017 atau naik dari capaian kuartal II/2017 sekitar 7,19%. Sektor tersebut mampu menyumbangkan PDB industri nonmigas pada triwulan III/2017 sebesar 34,95%, atau yang tertinggi dibandingkan sektor lainnya. Selain iu, kontribusi tenaga kerja industri didominasi oleh sektor makanan dan minuman yang sebanyak 3,3 juta orang atau sebesar 21,34%

 

Sedangkan, untuk kelompok industri pakaian, tekstil, dan sepatu juga telah mampu menembus pasar global.

 

Khusus untuk industri shoes and apparel sport, kita sudah melewati China. Bahkan, di Brasil, kita sudah menguasai pasar di sana hingga 80%,” ungkapnya.

 

Oleh karena itu, Kemenperin terus mendorong agar industri andalan Indonesia tersebut bisa terintegrasi pada rantai pasok di tingkat Asia Tenggara. Terkait pelaksanaan Masyarakat Ekonomi Asean (MEA), akan dijadikan momentum penting bagi negara di kawasan untuk semakin meningkatkan kerja sama ekonomi khususnya sektor industri agar bisa saling melengkapi satu sama lain.

 

Kami meyakini Asean akan menjadi kawasan yang mampu memimpin sebagai future of production, dengan basis internet of everything sebagai infrastruktur utamanya,” tutur Airlangga.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Andry Winanto
Editor : Sutarno
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper