Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Penjualan Pakan Ikan 2018 Diprediksi Stagnan

Penjualan pakan ikan 2018 diperkirakan stagnan seiring dengan rencana penertiban keramba jaring apung di sejumlah waduk.
Warga beraktivitas di antara keramba jaring apung di Waduk Jatiluhur, Purwakarta, Jawa Barat, Minggu (16/4)./Antara-Sigid Kurniawan
Warga beraktivitas di antara keramba jaring apung di Waduk Jatiluhur, Purwakarta, Jawa Barat, Minggu (16/4)./Antara-Sigid Kurniawan

Bisnis.com, JAKARTA -- Penjualan pakan ikan 2018 diperkirakan stagnan seiring dengan rencana penertiban keramba jaring apung di sejumlah waduk.

Gabungan Pengusaha Makanan Ternak (GPMT) memperkirakan penjualan pakan ikan tahun ini akan sama dengan tahun lalu, yakni 1,3 juta ton. Permintaan pakan ikan tahun lalu sesungguhnya naik 2,6% dari pencapaian 2016.

Ketua Divisi Akuakultur GPMT Haris Muhtadi memberi contoh, salah satu waduk yang menjadi target penertiban keramba jaring apung (KJA) adalah Waduk Cirata di Purwakarta, Jawa Barat. Dalam catatan GPMT, aktivitas budidaya ikan tawar di lokasi itu sempat menyerap pakan hingga 15.000 ton per bulan. Saat ini permintaan pakan dari pembudidaya ikan mas dan nila setempat tinggal 10.000 ton per bulan atau 120.000 ton per tahun atau hampir 10% dari penjualan pakan ikan secara nasional.

"Penataan Cirata akan berpengaruh signifikan terhadap perikanan budidaya dan konsumsi pakan ikan nasional. Apalagi jika diikuti waduk lainnya," kata Haris, Kamis (25/1/2018).

Sebagaimana diketahui, Pemprov Jawa Barat tengah menertibkan KJA di waduk-waduk yang airnya bersumber dari Sungai Citarum karena jumlahnya dinilai berlebihan hingga mencemari perairan. Selain di Cirata, KJA di waduk Jatiluhur juga akan ditertibkan, bahkan dinolkan.

Haris mengakui kegiatan budidaya ikan tawar di waduk masih menjadi penopang konsumsi pakan ikan nasional. Minapadi tidak signifikan. Budidaya ikan laut pun masih lamban sejak pemerintah memperketat aturan pengangkutan ikan hidup.

Sementara itu, penjualan pakan udang 2018 diperkirakan tumbuh 5%-6% setelah tahun lalu turun hampir 1% menjadi 330.000 ton. Kenaikan penjualan tahun ini digerakkan oleh ekspansi tambak di beberapa wilayah, seperti di pantai selatan Jawa Barat; pantai barat Sumatra bagian selatan, seperti Sumatra Selatan dan Lampung; pantai timur Sulawesi Selatan; Luwuk; dan Gorontalo.

"Karena masih ada kemungkinan serangan penyakit dan faktor penghentian kerja sama inti-plasma CP Prima, pertumbuhan konsumsi pakan udang belum bisa pesat," kata Haris.

Di sisi lain, GPMT merevisi penjualan pakan 2016 dari semula 380.295 ton menjadi 332.000 ton.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Sri Mas Sari

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper