Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pabrikan Air Minum Keberatan Pengenaan Cukai Plastik

Asosiasi Perusahaan Air Minum dalam Kemasan (Aspadin) mengingatkan pemerintah agar kebijakan pengenaan cukai untuk plastik tidak berlaku untuk plastik kemasan industri
Deretan air minum dalam galon/JIBI
Deretan air minum dalam galon/JIBI

Bisnis.com, JAKARTA—Asosiasi Perusahaan Air Minum dalam Kemasan (Aspadin) mengingatkan pemerintah agar kebijakan pengenaan cukai untuk plastik tidak berlaku untuk plastik kemasan industri

Ketua Asosiasi Perusahaan Air Minum dalam Kemasan (Aspadin) Rachmat Hidayat menuturkan pengenaan cukai ini sebaiknya terbatas pada kantong plastik pembungkus. Untuk produk ini, industri makanan dan minuman  memiliki alternatif seperti penggunaan pembungkus dari bahan lainnya. 

"Namun jika dikenakan kepada plastik kemasan industri itu akan memukul industri dan perekonomian," kata Rachmat, Senin (15/1/2018). 

Pemerintah harus melihat bahwa komponen biaya plastik kemasan pada sebagian besar produk industri menyumbang 20% hingga 70% terhadap total komponen biaya. Belum lagi dampak ikutan seperti penurunan minat membeli dari masyarakat akibat keharusan produsen menaikkan harga. 

"Memang nilai pendapatan cukai pemerintah naik, tapi tentu kami akan menaikkan harga yang berdampak pada menurunnya minat beli. Padahal konsumen membayar PPN ketika membeli dan pengusaha membayar PPH," tambahnya. 

Rachmat juga mengingatkan tujuan utama menjaga lingkungan sebenarnya tidak berlaku untuk plastik kemasan produk industri. Ini karena produk plastik industri telah memiliki mekanisme daur ulang. 

"Untuk itu, kami mohon pemerintah tidak mengenakan cukai bagi plastik industri karena persoalannya tidak sesederhana itu," katanya. 

Sementara itu, untuk kinerja 2017, Rachmat berharap target penjualan 27 miliar liter yang dapat terealisasi. Meski begitu dia mengakui penjualan pada beberapa bulan terakhir tahun lalu sangat berat. 

"Kami belum final datanya. Kami tunggu pertemuan dengan Kemenperin dan asosiasi lainnya. Tapi agak berat, minuman ringan juga tertekan," katanya. 

Untuk 2018 sendiri, dia mengatakan tahun politik menjadi tantangan bagi industri. Meski begitu pihaknya berharap industri minuman ringan dapat terus tumbuh. "Minimal sama dengan persentase pertumbuhan 2017. Volumenya harus di atas capaian tahun lalu meski cukup berat," katanya.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Anggara Pernando
Editor : Ratna Ariyanti

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper