Bisnis.com, JAKARTA - Ekspor sepatu Indonesia mulai tersaingi dengan Vietnam setelah negara itu menyepakati perjanjian dagang dengan Amerika dan Eropa.
Dua kawasan tersebut merupakan pasar potensial untuk ekspor sepatu. Indonesia sendiri memasarkan 25%-29% produksi sepatu ke Amerika, sedangkan Eropa menyumbang kontribusi ekspor mencapai 35%.
Direktur Eksekutif Asosiasi Persepatuan Indonesia (Aprisindo) Sigit Murwito mengatakan setelah Vietnam melakukan perjanjian dagang tersebut, berimbas pada persaingan harga dengan negara lain termasuk Indonesia. Ekspor dari Tanah Air kini lebih tinggi 11% untuk bea masuk ke AS dan Eropa dibanding Vietnam.
Selama ini menurut Sigit, produksi sepatu asal Indonesia masih dilirik oleh negara lain. Pasalnya kualitas yang dihasilkan oleh produsen diakui oleh pasar. Namun jika pemerintah tidak menyelesaikan perjanjian dagang dengan AS dan Eropa, dikhawatirkan Indonesia akan semakin tertinggal.
“Ekspor kita di dua kawasan tersebut dari tahun ke tahun stagnan bahkan cenderung menurun, sedangkan Vietnam terua mengalami kenaikan,” kata Sigit saat dihubungi Bisnis.com, Rabu (3/1/2017).
Selain itu, pihaknya mengharap pemerintah memerhatikan persoalan Undang-undang Ketenagakerjaan yang kondusif, perpajakan yang bersahabat, biaya logistik dan sistem perpajakan yang baik, disinyalir akan membantu pertumbuhan ekspor sepatu tahun ini.
“Kalau kita lihat tren dari faktor eksternal, kondisi dua negara [Amerika dan Eropa] sangat berpengaruh untuk realisasi ekspor kita,” kata dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
