Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Sepanjang 2017, Jumlah Penumpang Diproyeksikan Mencapai 300 Juta

PT Kereta Commuter Indonesia memproyeksikan jumlah penumpang Kereta Rel Listrik Commuter Line pada akhir tahun dapat mencapai 300 juta orang.
JPO di Stasiun Tanah Abang/Dokumentasi PT KCJ
JPO di Stasiun Tanah Abang/Dokumentasi PT KCJ

Bisnis.com,  JAKARTA—PT Kereta Commuter Indonesia memproyeksikan jumlah penumpang Kereta Rel Listrik Commuter Line pada akhir tahun dapat mencapai 300 juta orang.

Direktur Utama PT Kereta Commuter Indonesia (KCI) Muhamad Nurul Fadhila mengungkapkan, proyeksi jumlah penumpang Kereta Rel Listrik (KRL) Commuter Line sepanjang tahun ini dapat mencapai 300 juta orang atau lebih tinggi dibandingkan dengan target selama 2017, yakni 292 juta orang.

“Sampai dengan akhir tahun ini proyeksi penumpang mencapai 300 jutaan,” kata Fadhila, Jakarta, Minggu (17/12/2017).

Dia menjelaskan, proyeksi penumpang sekitar 300 juta orang tersebut bukan merupakan angka pasti karena masih harus diverifikasi oleh Kementerian Perhubungan.

Realisasi pasti jumlah penumpang Kereta Rel Listrik Commuter Line, lanjutnya tidak menutup kemungkinan bisa lebih rendah dari sekitar 300 juta orang setelah ada verifikasi data oleh Kementerian Perhubungan.

Dia mengatakan, angka pasti jumlah penumpang moda transportasi berbasis rel tersebut baru akan diketahui pada Januari 2018 setelah verifikasi data. Kemudian, lanjutnya pihaknya juga belum dapat mengetahui angka akhir subsidi yang harus dibayarkan oleh pemerintah ke perusahaan.

Menurutnya, pihaknya masih melakukan diskusi dengan Kementerian Perhubungan terkait besaran subsidi yang harus dibayarkan oleh pemerintah.

Sementara itu, Direktur Jenderal Perkeretaapian Kementerian Perhubungan Zulfikri mengatakan, pihaknya melakukan kontrak subsidi pelayanan publik dengan PT Kereta Api Indonesia sebesar Rp2,09 triliun untuk 2017

Terkait realisasi nilai subsidi yang akan dibayarkan pemerintah, lanjutnya semakin banyak penumpang akan membuat besaran subsidi pelayanan publik (Publik Service Obligation/PSO) yang harus dibayar pemerintah semakin besar.

Dia menuturkan, pihaknya akan melakukan diskusi dengan Kementerian Keuangan jika jumlah subsidi PSO yang harus dibayarkan pemerintah lebih besar dari yang dikontrakan. Menurutnya, subsidi pelayanan publik masuk dalam anggaran kementerian keuangan.

“Yang jelas, kalau penumpang lebih banyak akan lebih tinggi,” katanya.

Dari alokasi subsidi PSO untuk 2017 sebesar Rp2,09 triliun, dalam keterangan pers awal tahun ini, sebesar Rp1,35 triliun merupakan subsidi PSO untuk kereta perkotaan KRL dengan jumlah penumpang mencapai sekitar 287 juta orang.

Kemudian, subsidi PSO untuk kereta perkotaan Kereta Rel Diesel (KRD) sebesar Rp94,79 miliar dengan jumlah penumpang mencapai 9,3 juta orang. adapun besaran subsidi PSO untuk kereta perkotaan KA jarak dekat mencapai Rp379,89 miliar dengan 30,78 juta orang.

Sementara subsidi PSO kereta api antarkota KA jarak jauh untuk 2017 mencapai Rp135,86 miliar dengan 4,3 juta penumpang, KA jarak sedang sebesar Rp130,29 miliar dengan jumlah penumpang Rp5,4 juta orang.

Adapun besaran subsidi PSO pada kereta api lebaran untuk 2017 mencapai Rp4,55 miliar dengan jumlah penumpang mencapai 53.424 orang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper