Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pengembang Hunian Vertikal Optimistis Menatap 2018

Sikap optimistis dilontarkan pemgembang dalam melihat peluang pasar hunian vertikal tahun depan.
Ilustrasi pembangunan hunian vertikal/Antara-Audy Alwi
Ilustrasi pembangunan hunian vertikal/Antara-Audy Alwi

Bisnis.com, JAKARTA - Sikap optimistis dilontarkan pemgembang dalam melihat peluang pasar hunian vertikal tahun depan.

Wakil Ketua Umum Bidang Pengelolaan Apartemen dan Rumah Susun Real Estat Indonesia (REI) Mualim Wijoyo mengatalan dengan akan dilaksanakannya Pilkada 2017 disusul dengan pemilu legislatif dan pemilihan presiden 2019, dapat dikatakan bahwa 2 tahun ke depan merupakan tahun politik.

Dia menilai itu justru merupakan momentum terbaik bagi konsumen untuk membeli properti karena apabila kita menilik pada momentum serupa di tahun-tahun sebelumnya, nilai properti memiliki kecenderungan untuk naik secara signifikan setelah perhelatan politik selesai, sehingga hal ini akan sangat menguntungkan bagi konsumen.

"Yang perlu diperhatikan pengembang dalam hal ini hunian vertikal, perlu memberi pemahaman yang tepat kepada calon konsumen perihal isu-isu yang beredar tekait dengan hunian vertikal maupun kondisi umum yang terjadi, sehingga dengan pemahaman yang tepat akan memudahkan pengembang memasarkan produknya,” katanya pada Kamis (14/12/2017)

Sepanjang 2017 industri properti di Indonesia mengalami dinamika yang begitu berwarna. Meski demikian, lanjutnya, peluang pasar masih cukup terbuka lebar untuk industri properti ini.

Sebagaimana yang diungkapkan oleh Jeffry Yamin selaku Marketing Direktur Green Pramuka City di satu acara media gathering, dengan angka pertumbuhan ekonomi sebesar 5,2% yang ditargetkan oleh pemerintah pada 2017, pihaknya melihat kemampuan pemerintah dalam mendorong laju ekonomi nasional ke arah yang lebih baik.

Apalagi kondisi itu ditambah dengan diterapkannya berbagai kebijakan yang bertujuan memberi stimulus pada sektor properti seperti BI 7-Day Repo Rate, Tax Amnesty, Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP), Paket Kebijakan Ekonomi (PKE) dan pembangunan infrastruktur membuat prrusahaanoptimis hal tersebut dapat memberikan dampak positif bagi pertumbuhan industri properti, termasuk hunian vertikal seperti apartemen.

“Green Pramuka City sebagai salah satu pengembang yang turut meramaikan pasar apartemen tahun mendatang masih akan mengatakan kemudahan proses administrasi dalam pembayaran konsumen pun turut menjadi strategi Green Pramuka City dalam meraih pangsa pasar hunian vertikal tahun depan,” katanya.

Bank Indonesia mencatat indikasi peningkatan pertumbuhan kredit baru padakuartal II/2017. Kredit Pemilikan Rumah (KPR)/Kredit Pemilikan Apartemen (KPA) mencatatkan kenaikan tertinggi yakni sebesar 70,7% pada kuartal II/2017 dan untuk segmen apartemen, rasio NPL tertinggi berasal dari apartemen dengan luas kurang dari 21m2, yaitu 5,52%. Sementara rasio NPL terendah apartemen berasal dari tipe besar (di atas 70 m2) yaitu sebesar 1,77%.

Sementara pada 2018, konsultan properti Colliers Internasional memproyeksikan pasar apartemen di Jabodetabek supplainya akan mencapai angka 34.000 di tahun mendatang. Hal ini mengindikasikan optimisme pengembang terhadap pasar properti tanah air yang masih terus bertumbuh.

Secara keseluruhan kebijakan-kebijakan pemerintah berdampak positif pada optimisme terhadap target pertumbuhan ekonomi nasional sebesar 5,2%. Kondisi ekonomi diperkirakan stabil hingga akhir tahun jika pemerintah tetap konsisten menjalankan kebijakan yang berlaku.

Dengan kondisi di atas, maka pasar properti nasional di tahun 2018 diperkirakan lebih positif, melanjutkan tren yang telah terbentuk sepanjang semester pertama 2017.

Rumah.com Property Price Index pada akhir 2018ndiperkirakan akan mengalami pertumbuhan pada kisaran 3-5% (y-o-y),sedangkan Rumah.com Property Supply Index diperkirakan akan mengalami pertumbuhan pada kisaran 15-20% (y-o-y).

Sementara di sisi permintaan, kepuasan masyarakat terhadap kinerja pemerintah membuat optimisme konsumen dalam membeli rumah pada 2018 masih tetap tinggi. Porsi permintaan terbesar akan datang dari rumah tipe menengah dengan harga di bawah Rp700 juta.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper