Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bengkak, Sri Mulyani, Rini & Luhut Pelototi Proyek LRT Jabodebek

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengingatkan pentingnya menjaga agar proyek kereta ringan Jakarta-Bogor-Depok-Bekasi (LRT Jabodebek) dikerjakan sesuai rencana dan tata kelola yang baik sehingga bebas dari korupsi.
Foto aerial proyek pembangunan light rail transit (LRT) di Jakarta, Minggu (19/11)./JIBI-Nurul Hidayat
Foto aerial proyek pembangunan light rail transit (LRT) di Jakarta, Minggu (19/11)./JIBI-Nurul Hidayat

Bisnis.com, JAKARTA - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengingatkan pentingnya menjaga agar proyek kereta ringan Jakarta-Bogor-Depok-Bekasi (LRT Jabodebek) dikerjakan sesuai rencana dan tata kelola yang baik sehingga bebas dari korupsi.

Sri Mulyani menyebut hal itu penting lantaran sejumlah proyek infrastruktur sering dianggap sebagai ranah yang tidak sehat dan rawan dikorupsi.

"Kita berharap BUMN ini bisa menjalankan secara baik sesuai dengan rencana dan tata kelola yang baik. Kita juga menekankan di dalam proses ini adalah tidak ada korupsi sehingga ini menimbulkan image yang baik terhadap Republik Indonesia dalam menjalankan proyek infrastruktur yang selama ini sering dipersepsikan menjadi lahan yang tidak sehat," katanya dalam jumpa pers di Kemenko Kemaritiman Jakarta, Jumat malam (8/12/2017).

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan, dalam kesempatan yang sama, mengatakan proses yang transparan akan terus dikedepankan dalam proyek tersebut. Ia berharap, proses yang transparan itu akan dapat dicontoh oleh proyek serupa di daerah lain.

"Kita betul-betul ingin membuka secara transparan prosesnya di sini, termasuk keretanya yang dipakai apa, kita mau pengadaan kereta itu ada transfer of technology. Kita enggak mau hanya beli barang saja enggak jelas," katanya.

Jumpa pers itu juga dihadiri Menteri BUMN Rini Soemarno dan Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi beserta sejumlah perusahaan BUMN yang terlibat dalam proyek.

Rini menyambut baik proyek yang menggabungkan pembiayaan komersial dengan anggaran negara serta jaminan pemerintah dalam proyek tersebut karena membuat perusahaan lebih efisien.

"Biaya proyek ini lebih efisien dan lebih sehat untuk perusahaaan, dalam hal ini KAI dan Adhi Karya," katanya.

Sementara itu, Menhub Budi Karya berharap format pembiayaan bau yang tidak seluruhnya ditanggung pemerintah itu akan dapat diterapkan di wilayah lain seperti di Sulawesi Selatan, Surabaya, dan Bandung.

"Sekarang BUMN, bukan tidak mungkin ada kolaborasi antara BUMN dengan BUMD atau BUMN dengan swasta. Kami gembira dengan format baru yang digunakan ini," katanya.

Sesuai Perpres Nomor 49 Tahun 2017 yang menjadi landasan penyelesaian proyek LRT Jabodebek, PT KAI dan Adhi Karya menjadi mitra proyek senilai Rp29,9 triliun, terdiri dari sarana, pra sarana, dan IDC (InterestDuring Construction).

Pemerintah mendukung proyek tersebut melalui Penyertaan Modal Negara (PMN) kepada PT Adhi Karya (Persero) Tbk sebagai kontraktor prasarana sebesar Rp1,4 triliun, serta PMN kepada KAI sebesar Rp7,6 triliun sebagai pemegang konsesi, operasi sarana dan prasarana proyek. Ada pun sebagai tambahan pembiayaan, akan ada pinjaman perbankan sebesar Rp18,1 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Newswire
Editor : Fajar Sidik
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper