Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nilai Tukar Petani Nasional Naik 0,28%

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat bahwa Nilai Tukar Petani (NTP) nasional pada November 2017 mengalami kenaikan sebesar 0,28% menjadi 103,07 dari bulan sebelumnya yang sebesar 102,78.
Petani memanen jagung di lahan pertaniannya di Desa Sidera, Biromaru, Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah, Selasa (10/10)./ANTARA-Basri Marzuki
Petani memanen jagung di lahan pertaniannya di Desa Sidera, Biromaru, Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah, Selasa (10/10)./ANTARA-Basri Marzuki

Bisnis.com, JAKARTA - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat  Nilai Tukar Petani (NTP) nasional pada November 2017 mengalami kenaikan sebesar 0,28%  menjadi 103,07 dari bulan sebelumnya yang sebesar 102,78.

Kepala BPS Suhariyanto mengatakan, kenaikan NTP tersebut disebabkan indeks harga hasil produksi petani mengalami kenaikan lebih besar dibandingkan dengan kenaikan indeks harga barang dan jasa yang dikonsumsi oleh rumah tangga maupun untuk keperluan produksi pertanian.

"Pada November 2017 lebih tinggi dibanding bulan sebelumnya. Selama beberapa bulan terakhir NTP tercatat naik, merambat sedikit demi sedikit," kata Suhariyanto, di Jakarta, Senin (4/12/2017).

Nilai Tukar Petani adalah perbandingan indeks harga yang diterima petani (It) terhadap indeks harga yang dibayar petani (Ib). NTP merupakan salah satu indikator untuk melihat tingkat kemampuan/daya beli petani di perdesaan.

NTP juga menunjukkan daya tukar (terms of trade) dari produk pertanian dengan barang dan jasa yang dikonsumsi maupun untuk biaya produksi. Semakin tinggi NTP, secara relatif semakin kuat pula tingkat kemampuan atau daya beli petani.

"Kenaikan NTP dikarenakan Indeks Harga yang diterima petani naik sebesar 0,57%  lebih besar dari kenaikan Indeks Harga yang dibayar petani sebesar 0,29%," tutur Suhariyanto.

Kenaikan NTP November 2017 dipengaruhi oleh naiknya NTP pada subsektor tanaman pangan sebesar 0,97%, subsektor tanaman perkebunan rakyat 0,25% dan subsektor perikanan sebesar 0,17%.

"Sedangkan subsektor hortikultura dan subsektor peternakan mengalami penurunan, masing-masing 0,08 persen dan 0,32 persen," ujar Suhariyanto.

Pada November 2017, NTP Provinsi Riau mengalami kenaikan tertinggi mencapai 1,95% dibandingkan dengan kenaikan NTP provinsi lainnya. Sebaliknya, NTP Provinsi Kepulauan Bangka Belitung mengalami penurunan terbesar 1,73% dibandingkan dengan penurunan NTP provinsi lainnya.

Sementara untuk Nilai Tukar Usaha Rumah Tangga Pertanian (NTUP) nasional November 2017 sebesar 111,72 atau naik 0,42%  dibanding NTUP bulan sebelumnya.

Pada November 2017, terjadi inflasi perdesaan di Indonesia sebesar 0,36% disebabkan oleh naiknya indeks di seluruh kelompok penyusun Indeks Konsumsi Rumah Tangga (IKRT), terutama Kelompok Bahan Makanan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Newswire
Sumber : ANTARA
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper