Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

CEO Bukalapak Bicara Pemicu Disrupsi Ekonomi Digital

CEO Bukalapak Achmad Zaky, mengungkapkan era teknologi menghadirkan disrupsi pada usaha yang ada. Disrupsi tersebut hadir karena adanya inefisiensi.
CEO Bukalapak Achmad Zaky berbicara dalam Bisnis Indonesia Economic Challenges di Jakarta, Senin (4/12/2017)
CEO Bukalapak Achmad Zaky berbicara dalam Bisnis Indonesia Economic Challenges di Jakarta, Senin (4/12/2017)

Bisnis.com, JAKARTA - CEO Bukalapak Achmad Zaky, mengungkapkan era teknologi menghadirkan disrupsi pada usaha yang ada. Disrupsi tersebut hadir karena adanya inefisiensi.

Menurutnya, ekonomi digital akan semakin berkembang ke depannya. Ketidakefisienan hilang dengan adanya startup atau perusahaan rintisan yang dibuat anak muda.

Dia menjelaskan generasi baru ini lahir untuk mendisrupsi ketidakefisienan dan seharusnya masyarakat Indonesia ke depan masuk ke sektor riil untuk memberikan nilai tambah dan siap menghadapi era ini.

"Pertanyaannya tadi kerja manual akan jadi apa, itu yang perlu dipikirkan. Karena trennya akan tumbuh ekonomi digital ini," katanya dalam seminar Bisnis Indonesia Economic Challenges 2018 di Jakarta, Senin (4/12/2017).

Zaky menambahkan perubahan paradigma untuk memanfaatkan teknologi hadir di generasi saat ini. Menurutnya, paradigma ini cukup baru yang ada di kalangan milenial, yang gaya hidupnya memang digital dan menjadikan semuanya serba mungkin.

Dia mengungkapkan paradigma ini juga menjadi bekal dirinya ketika mendirikan Bukalapak, tanpa modal tapi memiliki semangat luar biasa. "Awalnya paradigma yang dimiliki masih setengah-setengah anatara bekerja dan membuat usaha," katanya.

Seiring berjalannya waktu, Bukalapak berkembang, ketika itu ada investor yang datang yang menilai Bukalapak sebagai perusahaan yang efisien, tanpa pendapatan tapi memiliki pelanggan yang banyak.

Ke depan dia mengatakan investor juga akan semakin banyak datang untuk berinvestasi pada perusahaan yang menghadirkan solusi dalam menghilangkan inefisiensi. Dia mengungkapkan hingga saat ini komposisi investor Bukalapak 80% masih Indonesia. "Akan semakin berkembang ke depannya," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Agne Yasa
Editor : Fajar Sidik

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper