Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

BPPT Gandeng PT Garam Bangun Pabrik di NTT

Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi bekerja sama dengan PT Garam mengembangkan pabrik garam terintegrasi guna mengurangi ketergantungan impor.
Petani garam di Kabupaten Nagakeo, NTT/Istimewa
Petani garam di Kabupaten Nagakeo, NTT/Istimewa

Bisnis.com, JAKARTA—Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi bekerja sama dengan PT Garam mengembangkan pabrik garam terintegrasi guna mengurangi ketergantungan impor.

Unggul Priyanto, Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), menyampaikan Indonesia memiliki potensi yang besar untuk memproduksi garam secara mandiri yang ditunjang oleh luas pantai yang berada di Tanah Air. Upaya swasembada komoditas tersebut dilakukan dengan membangun pabrik percontohan nasional yang terintegrasi dari mulai lahan, pengolahan bahan baku, dan proses akhir untuk menghasilkan garam industri.

"BPPT dengan dukungan PT Garam mencoba membangun pilot project pabrik garam industri di kawasan lahan di Bipolo, Kupang, NTT," kata Unggul dalam acara penandatanganan kesepakatan bersama BPPT dengan PT Garam, Senin (20/11/2017).

Unggul menambahkan pabrik ini memiliki konsep yang menyeluruh mulai dari pengolahan sumber daya air laut sampai dengan produk jadi. Produk yang dapat diperoleh dari pabrik tersebut seperti garam industri, trace mineral, produk budi daya perikanan, dan artemia.

Kolaborasi ini akan dimulai pada akhir tahun 2017. Tahun depan, kedua pihak menargetkan pembangunan fasilitas refinery garam. Kesepakatan antara BPPT dan PT Garam dimaksudkan sebagai payung hukum untuk kerja sama dalam pengembangan lahan garam secara terintegrasi di daerah Bipolo.

Sementara itu, Eniya Listiani Dewi, Deputi Kepala Teknologi Agroindustri dan Bioteknologi (TAB) BPPT, mengatakan pabrik tersebut hanya membutuhkan lahan sekitar 3 hektare di dalam kawasan yang menjadi pilot project dari BPPT yang mencapai 75 hektare.

“Dari sekitar 75 hektare ini sebagian besar digunakan untuk mekanisasi garam dan lain-lain, hanya butuh 3 hektare untuk tempat pabrik. Kapasitas pabrik ini dapat mencapai 40.000 ton per tahun,” kata Eniya.

Pabrik ini akan berlokasi di sebelah fasilitas produksi PT Garam seluas 318 hektare di Bipolo. Ke depannya, lahan BPPT akan diperluas hingga mencapai 225 hektare guna mendukung proses pabrik yang terintegrasi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper