Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Penjualan Rekadaya Multi Adiprima Naik 9%

Pemasok komponen otomotif Rekadaya Multi Adiprima mendulang peningkatan penjualan sebesar 9% pada kuartal III/2017 dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.
Deretan mobil baru  di terminal mobil, di Pelabuhan Tanjung Priok./JIBI-Nurul Hidayat
Deretan mobil baru di terminal mobil, di Pelabuhan Tanjung Priok./JIBI-Nurul Hidayat

Bisnis.com, JAKARTA—Pemasok komponen otomotif Rekadaya Multi Adiprima mendulang peningkatan penjualan sebesar 9% pada kuartal III/2017 dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.

Farri Aditya, Wakil Presiden Direktur PT Rekadaya Multi Adiprima (RMA), menyebutkan performa pada tiap-tiap kuartal tahun ini terlihat terus bertumbuh. Penjualan pada kuartal I/2017 misalnya juga naik 9% dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu. Adapun, pada kuartal II/2017 penjualan naik 6%.

“Pada kuartal terakhir tahun ini diperkirakan penjualan akan tumbuh sekitar 7%—8%," ujar Farri kepada Bisnis.com, Rabu (15/11/2017).

Perusahaan masih fokus memasarkan produk nonwoven untuk pasar domestik. Namun, RMA juga tetap mengincar pasar ekspor. Perusahaan pernah memasok produk nonwoven untuk Citroen, produsen kendaraan bermotor asal Prancis.

"Kami tentu akan berusaha untuk bisa masuk ke pasar ekspor, terutama untuk memasok ke kendaraan asal Eropa," jelasnya. 

Perusahaan juga meningkatkan produksi pabrik sebanyak 2.500 ton per tahun untuk produk nonwoven guna menyokong kebutuhan peredam.

Penambahan lini produksi pabrik telah dimulai pada tahun ini dan diperkirakan selesai pada kuartal kedua 2018. Saat ini, kemampuan produksi pabrik mencapai 5.000 ton per tahun. Dengan penambahan ini, kapasitas produksi perusahaan dapat mencapai 7.500 per tahun.

“Pada tahun depan belum bisa sepenuhnya bisa memproduksi sebanyak 75.000 ton per tahun, hal ini karena lini produksi baru ini akan mulai berproduksi pada pertengahan tahun,” kata Farri.

Menurutnya, pada tahun depan kapasitas produksi nonwoven baru mencapai 6.000 ton hingga 6.500 ton per tahun. Produksi sebesar 7.500 ton per tahun diperkirakan tercapai pada 2019. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper