Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Impor Bahan Baku Melejit

Pelaku industri meningkatkan impor bahan baku pada Oktober 2017.
Pekerja melakukan aktivitas bongkar muat di Jakarta International Container Terminal (JICT), Tanjung Priok, Jakarta, Rabu (15/3)./Antara-Rivan Awal Lingga
Pekerja melakukan aktivitas bongkar muat di Jakarta International Container Terminal (JICT), Tanjung Priok, Jakarta, Rabu (15/3)./Antara-Rivan Awal Lingga

Bisnis.com, JAKARTA—Pelaku industri meningkatkan impor bahan baku pada Oktober 2017.

Badan Pusat Statistik merilis nilai impor bahan baku senilai US$10,77 miliar atau naik 12,13% month-to-month. Apabila dibandingkan dengan Oktober 2016, nilai impor tersebut tumbuh 25,75% y-o-y.

Kontribusi impor bahan baku tersebut mendominasi sebesar 75,89% dari nilai impor keseluruhan sebesar US$14,19 miliar. Adapun impor barang modal menyumbang sebesar 15,29% atau senilai US$2,16 miliar, dan sisanya berupa impor barang konsumsi sebesar 8,82%.

“Ada kecenderungan pelaku industri menghabiskan kuota impor setahun pada bulan-bulan akhir,” ujar Kepala BPS Suhariyanto di Jakarta, Rabu (15/11/2017).

Secara kumulatif, impor bahan baku periode Januari—Oktober 2017 senilai US$95,54 juta atau naik 16,32% secara tahunan dari US$82,13 juta. Sementara itu, impor barang konsumsi tumbuh 13,48% y-o-y dari US$10,09 juta menjadi USS11,45 juta dan impor barang modal tumbuh 9,54% y-o-y dari US$17,98 juta menjadi US$19,70 juta.

Sekretaris Jenderal Asosiasi Industri Olefin Aromatik dan Plastik Indonesia Fajar Budiyono menuturkan kenaikan impor bahan baku diperkirakan didorong oleh momentum harga yang sedang menurun. Untuk mengantisipasi kenaikan kembali, maka para produsen plastik memborong terlebih dahulu.

Selain itu, produsen plastik biasanya membeli pasokan bahan baku di Oktober—November untuk produksi pada bulan terakhir karena pada Desember hari kerja produksi hanya 15 hari. “Bisa juga untuk antisipasi kenaikan permintaan di akhir tahun ya,” katanya.

Seiring dengan peningkatan impor bahan baku, ekspor industri pengolahan juga tumbuh 12,54% y-o-y menjadi US$10,88 miliar. Alas kaki menjadi produk industri manufaktur dengan pertumbuhan paling besar, yaitu 20,27% dibandingkan bulan sebelumnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper