Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

BKPM: Ekonomi Indonesia Berpeluang Tumbuh 5,4%-6,1% Pada 2018

Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 2018 diproyeksikan berkisar 5,4%--6,1% meningkat signifikan dari tahun ini yang ditargetkan tumbuh 5,1% dalam APBN 2017.
Bisnis/Ilustrasi
Bisnis/Ilustrasi

Bisnis.com, JAKARTA - Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 2018 diproyeksikan berkisar 5,4%--6,1% meningkat signifikan dari tahun ini yang ditargetkan tumbuh 5,1% dalam APBN 2017.

Deputi Kepala BKPM, Tamba Hutapea menjelaskan setelah mengalami perlambatan dalam dua triwulan terakhir, ekonomi Indonesia mendapatkan kembali momentum pertumbuhan pada triwulan I/2017 setelah tumbuh 5,01%

"Pertumbuhan pada triwulan I/2017 adalah yang tertinggi dibandingkan dengan triwulan I/2015 dan 2016. Hal ini semakin menguatkan optimisme akan perbaikan ekonomi ke depannya," ujar Tamba dalam Seminar Prospek Ekonomi Indonesia 2018 di Arya Duta, Kamis (2/11/2017). Hadir dalam seminar tersebut Wakil Presiden Jusuf Kalla.

Tamba memaparkan, jika dilihat berdasarkan sektor ekonomi, maka sektor pertanian, kehutanan, dan perikanan menjadi salah satu sektor dengan pertumbuhan tertinggi. Hal tersebut sangatlah berbeda dibandingkan triwulan-triwulan sebelumnya di mana sektor pertanian tumbuh jauh di bawah sektor ekonomi lainnya.

Selain itu, sektor industri juga mencatatkan perbaikan dibandingkan rieulan IV/2016. Meskipun demikian, pertumbuhan sektor industri masih rendah dibandingkan dengan tahun 2015 maupun triwulan satu dan tiga 2016.

"Pertumbuhan ekonomi tidak mampu memberikan akselerasi jika pertumbuhan sektor industri kurang optimal. Pada 2016, sektor industri pengolahan (migas dan nonmigas) hanya tumbuh 4,29%, melambat dibandingkan dengan periode yang sama 2015.

Tamba mengungkapkan pertumbuhan pada triwulan I/2017 ditopang oleh pertumbuhan ekspor yang signifikan sebesar 8,04% (yoy). Pertumbuhan ekspor tersebut melanjutkan tren positif pada triwulan sebelumnya yang juga mencatatkan pertumbuhan 4,24% (yoy) dan mengakhir tren kontraksi yang terjadi pada 3 kuartal pada tahun 2016.

Selain ekspor, investasi (PMTDB) juga mengalami peningkatan sebesar 4,81%. Lebih baik dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang hanya 4,80%.

Neraca perdagangan Indonesia pada tahun 2016 mencatatkan surplus sebesar US$8 miliar. Surplus perdagangan ditopang oleh surplus non-migas. Sedangkan pada perdangan migas, Indonesia masih melanjutkan tren defisit dari tahun-tahun sebelumnya.

Sejumlah komoditas yang mengalami peningkatan dari sisi nilai ekspor dibandingkan tahun 2015 antara lain perhiasan, kendaraan dan bagiannya, mesin-mesin, biji kerak dan abu logam, serta besi baja.

Sedangkan bahan bakar mineral sebagai komoditas utama ekspor Indonesia mengalami penurunan dibandingkan tahun 2015

BKPM: Ekonomi Indonesia Berpeluang Tumbuh 5,4%-6,1% Pada 2018

Pada komoditas impor, sejumlah komoditas mengalami penurunan seperti permesinan, bahan kimia organik, dan lain sebagainya Komoditas yang mengalami lonjakan impor sepanjang tahun 2016 adalah plastik, daging hewan, perhiasan/permata.

Penurunan kontribusi sektor Industri terhadap PDB di Indonesia dinilai terlalu dini, karena belum mengoptimalkan sumber daya yang dimiliki untuk proses penciptaan nilai tambah (industri) dan perluasan lapangan kerja yang optimal.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Fajar Sidik
Editor : Fajar Sidik
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper