Bisnis.com, JAKARTA - Nilai transaksi pada Trade Expo Indonesia (TEI) 11-15 Oktober 2017 mencapai US$1,344 miliar, melampaui target US$1,10 miliar yang ditetapkan pemerintah.
Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita mengatakan total transaksi yang mencapai US$1,344 miliar tersebut, jika dibandingkan dengan perolehan transaksi pada TEI 2016 yang sebesar US$1,02 miliar itu mengalami kenaikan 31,3%.
"Total transaksi hingga hari ini, US$1,344 miliar, naik 31,3% jika dibandingkan dengan total tahun lalu," kata Enggartiasto kepada Antara, Rabu (18/10/2017).
Enggartiasto menjelaskan, kenaikan total transaksi pada penyelenggaraan TEI 2017 yang diselenggarakan di Indonesia Convention Exhibition, Kota Bumi Serpong Damai, Tangerang Selatan, Banten, tersebut tidak lepas dari upaya pemerintah untuk mendatangkan pembeli potensial khususnya yang berasal dari negara tujuan ekspor nontradisional.
Tercatat, pada penutupan penyelenggaraan TEI 2017 tersebut telah didatangi 22.088 pengunjung dari 113 negara. Pembeli potensial yang datang dari negara nontradisional antara lain berasal dari kawasan Afrika, Eurasia, Timur Tengah, Asia Selatan, hingga Amerika Selatan.
"Sudah mulai terlihat (upaya pembukaan pasar eskpor ke negara-negara nontradisional) pada TEI 2017," ujar Enggartiasto.
Selain itu, upaya pemerintah untuk melakukan diversifikasi produk ekpor juga mulai terlihat dari produk-produk yang diminati pembeli pada pameran tahunan tersebut. Beberapa produk tersebut antara lain batu bara, kopi, minuman, otomotif dan komponennya, CPO, makanan olahan, produk elektronik dan listrik, produk pertanian, minyak esensial, dan kosmetik.
Dari sisi hubungan bisnis jangka panjang, sedikitnya telah terlaksana penandatanganan 35 MoU yang berasal dari 17 negara. Total kesepakatan tersebut senilai US$228,02 juta atau naik sebesar US$20 juta jika dibandingkan dengan MoU misi pembelian pada TEI 2016 yang sebesar US$207,9 juta.
Nilai transaksi tertinggi berdasarkan urutan negara pada misi pembelian TEI 2017, yaitu Arab Saudi, Malaysia, Mesir, Thailand, Australia, India, Brasil, Belgia, Amerika Serikat, Inggris, Jepang, Jerman, Singapura, Spanyol, Nigeria, Taiwan, dan Belanda.
Selain itu, terdapat pula MoU yang berisi kesepakatan penjualan batu bara kepada buyer yang berasal dari Laos atas upaya KBRI di Vientiane, Laos sebesar US$588 juta atau setara dengan Rp7,82 triliun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel