Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

E-Commerce Picu Permintaan Kantor Baru

Seiring dengan ekspansi bisnis, ditambah dengan masuknya suntikan dana dari pemodal besar, perusahaan e -commerce yang berkembang mulai mempertimbangkan berkantor di gedung komersial. Bahkan, Tokopedia menjadi anchor tenant di Ciputra World Jakarta II.nn
Deretan gedung perkantoran dan apartemen terlihat di kawasan Senayan, Jakarta, Kamis (6/4)./Antara-M Agung Rajasa
Deretan gedung perkantoran dan apartemen terlihat di kawasan Senayan, Jakarta, Kamis (6/4)./Antara-M Agung Rajasa

Bisnis.com, JAKARTA—Hasil penelitian Savills Indonesia menunjukkan perusahaan e--commerce bersama dengan perusahaan teknologi (tech companies) lainnya misalnya fintech dan software development companies mulai mengisi gedung-gedung perkantoran komersial baik yang baru maupun yang lama.

Anton Sitorus, Kepala Departemen Riset dan Konsultasi di Savills Indonesia mengatakan bahwa mulanya mayoritas dari perusahaan jenis ini berkantor di rumah, ruko atau gedung kecil milik sendiri.

Akan tetapi seiring dengan ekspansi bisnis, ditambah dengan masuknya suntikan dana dari pemodal besar, perusahaan e -commerce yang berkembang mulai mempertimbangkan berkantor di gedung komersial.

Bahkan, lanjutnya, Tokopedia menjadi anchor tenant di Ciputra World Jakarta II dengan menyewa seluas 13.600 meter persegi.

Kondisi ini diperkirakan memicu permintaan perkantoran di masa yang akan datang. Berdasarkan hasil penelitian Savills, jumlah perusahaan digital akan meningkat 6,5 kali menjadi 13.000 perusahaan pada 2020.

"Asumsinya jika bisnis start-up mempekerjakan 5 orang, butuh kantor minimal sebesar 15 meter persegi, Maka, akan ada kebutuhan ruang perkantoran sebesar 1 juta meter persegi," katanya Kamis (31/8).

Peningkatan bisnis e-commerce sudah terlihat dari lonjakan investasi yang cukup besar. Misalnya saja, e-commerce raksasa asal China, Alibaba, yang menyuntikkan investasi hingga US$1,1 miliar atau setara dengan Rp14 triliun kepada market place Indonesia, Tokopedia.

"Ekonomi lagi agak lesu, tapi dari e-commerce beritanya mengejutkan. Atau Lazada yang di Singapura yang hanya US$1 miliar," imbuh dia.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Rahayuningsih

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper