Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Demi Mobil Listrik, Produksi Mobil Konvensional Bakal Dikendalikan

Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto mengatakan peta jalan mobil listrik sudah disetujui oleh Presiden Joko Widodo. Kepala Negara diklaim telah sepakat untuk melakukan pembatasan jumlah mobil konvensional pada waktu tertentu.
Menteri Peridustrian Airlangga Hartarto (kanan) melihat mobil listrik saat mengunjungi stand BMW di arena GIIAS 2017, di Tangerang, Banten, Kamis (10/8)./ANTARA-Muhammad Iqbal
Menteri Peridustrian Airlangga Hartarto (kanan) melihat mobil listrik saat mengunjungi stand BMW di arena GIIAS 2017, di Tangerang, Banten, Kamis (10/8)./ANTARA-Muhammad Iqbal

Bisnis.com, JAKARTA — Pemerintah berkeinginan membatasi produksi mobil konvensional guna memberikan porsi bagi mobil listrik sebesar 20% pada 2025.

Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto mengatakan peta jalan mobil listrik sudah disetujui oleh Presiden Joko Widodo. Kepala Negara diklaim telah sepakat untuk melakukan pembatasan jumlah mobil konvensional pada waktu tertentu.

"Salah satu yang kita setujui adalah beliau menyetujui pada 2025 itu, 20% [dari total produksi] mobil berbasis electric vehicles," kata Airlangga di Kompleks Istana Kepresidenan, Rabu (30/8/2017).

Dia menambahkan dasar hukum peta jalan mobil listrik sudah diatur dalam Peraturan Presiden No. 41/2013, tentang Barang Kena Pajak yang Tergolong Mewah Berupa Kendaraan Bermotor yang Dikenai Pajak Penjualan Atas Barang Mewah (PPnBM).

Kendati demikian, pemerintah akan mengkaji ulang dasar hukum tersebut dengan melakukan revisi atau menerbitkan perpres khusus.

Dalam waktu dekat, Kemenperin bersama pemangku kepentingan bakal melakukan uji coba terhadap 10 purwarupa mobil listrik yang bisa dikategorikan laik jalan.

Purwarupa tersebut akan dibagikan, antara lain ke Kementerian Perhubungan serta Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan agar bisa diuji.

Pengujian tersebut, lanjutnya, dilakukan terhadap dua tipe, yakni plug-in hybrid dan self charging electric vehicle. Kedua teknologi tersebut sudah tersedia di Indonesia.

Menurutnya, peta jalan yang harus dikerjakan adalah untuk pengembangan teknologi baterai lithium-ion battery. Kemenperin dan salah satu produsen otomotif juga telah melakukan penelitian baterai tersebut.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper