Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Tekanan Global Masih Kuat, Indonesia Perlu Menyesuaikan Diri

Indonesia dinilai perlu melakukan sejumlah penyesuaian diri di tengah masih kuatnya ancaman dari volatilitas, ketidakpastian, kompleksitas, dan ambiguitas (VUCA) perekonomian global.

Bisnis.com, JAKARTA—Indonesia dinilai perlu melakukan sejumlah penyesuaian diri di tengah masih kuatnya ancaman dari volatilitas, ketidakpastian, kompleksitas, dan ambiguitas (VUCA) perekonomian global.

Dalam sambutan pembuka seminar bertajuk ‘Synergy on the VUCA World, Maintaining the Resilience Momentum of Economic Growth’, Gubernur Bank Indonesia Agus D.W. Martowardojo mengatakan, sebagai negara dengan ekonomi terbuka Tanah Air sangat potensial terdampak oleh VUCA.

Dia mengatakan bahwa setidaknya ada empat ancaman global dalam bentuk VUCA yang berpeluang menekan Indonesia, yakni ketidakpastian sektor finansial, geopolitik, teknologi, dan perubahan iklim.

“Untuk itu kami [BI] sebagai lembaga yang diberi mandat mengendalikan kebijakan moneter makroprudensial dan pembayaran, sangat  menyadari kebutuhan untuk terus menyesuaikan dan senantiasa memperbarui sistem penangkal yang akan menggangu perekonomian Indonesia,” kata Agus, Kamis (24/8).

Senada, Deputi Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo mengklaim bahwa otoritasnya telah cukup berhasil menenunaikan tugasnya di sektor moneter. Di sisi lain, Indonesia juga dianggap mampu menerapkan saran Dana Moneter Internasional (IMF) untuk menciptakan bauran kebijakan fiskal, moneter dan reformasi struktural.

Namun, lanjutnya, demi menjaga perekonomian domestik dari ancaman VUCA yang terus meningkat BI telah menyiapkan setidaknya dua lapis strategi (double line defense).

Pertama adalah memperkuat ketahanan ekonomi domestik dari gejolak eksternal dengan cara memperkuat fundamental perekonomian nasional dan memelihara stabilitas makroekonomi. Langkah tersebut a.l. dilakukan dengan menjaga kecukupan cadangan devisa nasional, menerapkan manajemen kehati-hatian, dan memperkuat  kapasitas kelembagaan BI.

Kedua, meningkatkan kerja sama ekonomi dengan negara mitra dan terus memperluas jaringan ke negara-negara lain.

“Kita tidak mungkin menjaga ketahanan ekonomi hanya dengan satu lapis pertahanan saja. Ketidakpastian global saat ini memerlukan beragam penangkal yang kuat,” katanya.

Sementara itu, Pengajar Tamu di Asia Global Institute di The University of Hong Kong yakni Andrew Sheng mengatakan, para pengambil kebijakan terutama Bank Indonesia perlu membangun sistem yang kuat demi menjaga ekonomi Indonesia dari sisi moneter dan finansial.

“Sistem di dalam bank sentral harus diperkuat, terutama dalam sisi komunikasi baik secara internal maupun eksternal supaya lebih fleksibel dan efektif dalam menanggapi perubahan yang mendadak,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper