Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Semen Curah Bosowa Tumbuh Lebih Baik

Produsen memperkirakan pertumbuhan konsumsi semen curah lebih baik dibandingkan dengan semen sak hingga akhir tahun.
Armada Bosowa Semen/Bosowa.co.id
Armada Bosowa Semen/Bosowa.co.id

Bisnis.com, JAKARTA - Produsen memperkirakan pertumbuhan konsumsi semen curah lebih baik dibandingkan dengan semen sak hingga akhir tahun.

Managing Director Bosowa Semen Rachmat Kaimuddin mengatakan hingga Juli 2017, konsumen semen curah tumbuh 6,55% secara tahunan (year on year), sedangkan semen sak tumbuh 3,89% y-o-y.

"Kemungkinan akan didorong oleh semen curah pertumbuhan konsumsi domestik, apalagi dengan adanya proyek-proyek pembangunan infrastruktur," ujarnya di Jakarta pada Jumat (18/8/2017).

Walaupun demikian, kenaikan penjualan semen curah tidak akan banyak mendorong permintaan semen domestik secara keseluruhan karena porsi semen ini hanya 25% dibandingkan total semen. Sisanya, 75% merupakan semen sak.

Adapun, untuk meningkatkan penjualan selama paruh kedua, Bosowa Semen bakal terus memperdalam penetrasi di basis penjualan, yakni di Indonesia bagian timur. Saat ini, kawasan tersebut dikuasai oleh Bosowa Semen dan Semen Tonasa.

“Kami juga mulai mencari pasar ekspor, ada dari Jepang yang tertarik dengan produk kami,” ungkap Rachmat.

Penjualan Bosowa Semen sepanjang paruh pertama tahun ini disebutkan tidak terlalu baik. Kinerja perseroan, lanjutnya, berada di bawah rerata nasional.

Menurutnya, hal ini disebabkan rendahnya permintaan di kawasan Indonesia timur yang menjadi pasar utama Bosowa Semen dan juga adanya maintenance pabrik.

Terkait proyeksi akhir tahun, Rachmat mengatakan pihaknya berharap akan tetap tumbuh di atas tahun lalu, kendati kemungkinan tidak seperti proyeksi awal. "Kami akan menyesuaikan proyeksi target 2017 sesuai dengan perkembangan pasar."

Bosowa Semen memiliki kapasitas produksi 7,8 juta ton per tahun, yang terdiri dari pabrik Maros dengan kapasitas produksi semen 4,2 juta ton per tahun, pabrik Batam dan pabrik Banyuwangi dengan kapasitas produksi masing-masing 1,8 juta ton per tahun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper