Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

PAKAN TERNAK: Target Pertumbuhan Konsumsi Dikoreksi

Gabungan Pengusaha Makanan Ternak mengoreksi target pertumbuhan konsumsi pakan tahun ini dari sekitar 6%-8% menjadi sekitar 5%-6%.
Pekerja memberikan pakan ternak./JIBI-Nurul Hidayat
Pekerja memberikan pakan ternak./JIBI-Nurul Hidayat

Bisnis.com, JAKARTA - Gabungan Pengusaha Makanan Ternak mengoreksi target pertumbuhan konsumsi pakan tahun ini dari sekitar 6%-8% menjadi sekitar 5%-6%.

Ketua GPMT Desianto Budiutomo mengatakan, selain karena dipicu permintaan yang menurun, juga imbas dari pengurangan DOC sepanjang tahun ini.

Diketahui, Kementerian Pertanian mengeluarkan surat edaran pengurangan DOC pada 29 Maret 2017 dan 23 Mei 2017. Pengurangan ini diklaim sukses mendongkrak harga broiler dan telur yang belakangan ini mendekati harga acuan pemerintah.

Desi menyebut, pengurangan Parent Stock masih akan berjalan hingga akhir tahun ini. "Mempengaruhinya, tahun ini kami menargetkan growth 6%-8%, mungkin hanya growth 5%-6%. Tetap tumbuh maksimal seperti tahun lalu, tetapi bisa juga 1%-2% di bawah tahun lalu. DOC dikurangi, tetapi growthnya masih ada," kata dia dihubungi pada Senin (7/8).

Desi menyebut, pertumbuhan konsumsi pakan pada 2016 sebesar 6%-7%. Konsumsi pakan pada 2016 sekitar 17 juta ton. Tahun ini, konsumsi pakan diproyeksi tumbuh 5%-6%. Meski demikian, dia masih menunggu konsumsi pakan semester I yang saat ini masih dihimpun.

Dibanding pertumbuhan lima tahun lalu, konsumsi pakan tahun ini cenderung melemah. Desi menyebut sekitar dua hingga tahun tahun lalu, konsumsi pakan tumbuh 8%-10%. Bahkan, pada lima tahun lalu, konsumsi pakan tumbuh 12%-13%.

"Prediksi kami sekitar 5%-6%. Tetap tumbuh, tetapi tidak setinggi tahun lalu. Namun, kami tetap menunggu data semester I masuk terlebih dulu. Pekan ini selesai," imbuhnya.

Di semester II, konsumsi pakan akan tinggi menjelang akhir tahun yang bertepatan dengan musim liburan.

Sementara itu, catatan GPMT menunjukkan harga jagung sebagai bahan baku utama pakan, masih stabil tinggi. Harga jagung rata-rata masih lebih tinggi dari harga acuan pemerintah sebesar Rp4.000 per kg di tingkat konsumen.

Meski demikian, harga jagung sedikit menurun di beberapa wilayah yang sedang panen. Misalnya, harga jagung Balaraja dan Makasar yang saat ini sedang panen sekitar Rp3.950 per kg - Rp4.400 per kg. Begitu pula, harga jagung di Cirebon, Semarang, dan Surabaya terjadi penurunan karena mulai panen, yakni sekitar Rp4.100 per kg - Rp4.400 per kg.

"Stabil tinggi. Sedikit penurunan karena ada wilayah sedang panen," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper