Bisnis.com, JAKARTA - Petani jagung dibayangi ketidakpastian distribusi pupuk subsidi, sehingga berimbas pada ongkos produksi yang tinggi.
Ketua Bidang Riset dan Teknologi Dewan Jagung Nasional Tony J Kristianto mengatakan, saat ini petani jagung dihadapkan pada ketidakpastian distribusi pupuk subsidi. Seringkali pupuk sulit diperoleh ketika musim tanam tiba.
Sementara, kebutuhan pupuk tidak dapat ditunda hingga menunggu datangnya pupuk subsidi. Akibatnya, petani harus berhadapan dengan spekulan pupuk untuk membeli pupuk non subsidi yang harganya lebih tinggi dari pupuk subsidi.
"Ibarat pupuk adalah darah. Kalau transfusinya telat, matilah dia!," tuturnya, Kamis (13/7).
Tony menegaskan semestinya pemerintah memastikan ketersediaan pupuk di tingkat petani. Apakah pupuk subsidi yang ada telah selaras dengan kebutuhan petani. Keterlambatan distribusi pupuk jelas menyebabkan gangguan terhadap produksi jagung. "Ketidakpastian itu membuat ongkos produksi tinggi, sehingga menekan petani," imbuhnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel