Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pengembang Indonesia Cari Lahan 1 Ha Per Kecamatan

Pengembang Indonesia (PI) akan memfokuskan perannya sebagai pengembang rumah bersubsidi guna merealisasikan program strategis nasional penyediaan sejuta rumah. Sebagai program kerja pertama, asosiasi yang baru dibentuk Januari lalu ini mencanangkan program pembangunan rumah bersubsidi 1 hektare 1 kecamatan.
Rumah Bersubsidi/Bisnis
Rumah Bersubsidi/Bisnis

Bisnis.com, JAKARTA — Pengembang Indonesia (PI) akan memfokuskan perannya sebagai pengembang rumah bersubsidi guna merealisasikan program strategis nasional penyediaan sejuta rumah. Sebagai program kerja pertama, asosiasi yang baru dibentuk Januari lalu ini mencanangkan program pembangunan rumah bersubsidi 1 hektare 1 kecamatan.

Ketua Umum DPP PI Barkah Hidayat mengatakan asosiasi ini terlahir dari gagasan para pengembang untuk memperkuat komitmen bersama dalam penyediaan perumahaan, permukiman dan properti lainnya, khususnya rumah bagi masyarakat berpenghasilan rendah atau MBR.

Barkah menuturkan sepanjang  lima bulan sejak organisasi ini berdiri, PI telah membentuk 26 dewan perwakilan daerah yang tersebar di Indonesia dengan merangkul sekitar 4.000 pengembang di dalamnya.

“Meski asosiasi baru, tetapi kami yang di dalamnya adalah pelaku lama seperti saya yang sudah 30 tahun berkecimpung di industri ini. Sehingga dengan sinergi yang baik kami memiliki misi merangkul masalah-masalah pembangunan yang lebih banyak ada di daerah,” katanya usai pengukuhan DPP PI pekan lalu. 

Saat ini PI tengah mematangkan perangkat organisasi ke tingkat daerah untuk memfokuskan program pembangunan hunian bersubsidi 1 hektare perumahan subsidi per kecamatan. Proyek perumahan ini akan dipilih wilayah satelit di kota atau kabupaten di seluruh Indonesia. Jumlahnya sekitar 100 unit tipe 30/60 setiap kecamatan.

Menurutnya, pemerintah menargetkan bisa menurunkan angka defisit rumah dari 11,4 juta pada 2015 menjadi 6,8 juta unit pada 2019. Namun, belum setengah jalan, program ini harus menghadapi sejumlah tantangan, di antaranya membengkaknya anggaran subsidi.

PI sudah mengumpulkan data dari Kementerian Dalam Negeri yang menyebutkan ada 514 kota/kabupaten atau sekitar 7.094 kecamatan di seluruh Indonesia Dari jumlah tersebut diperkirakan sekitar tiga hingga lima kecamatan memiliki status satelit kota/kabupaten. 

Dengan asumsi setiap hektare dibangun 100 unit rumah bersubsidi, maka hal itu akan memberikan dukungan terhadap program pemerintah antara 154.200 unit sampai dengan 257.000 unit per tahunnya.

"Kami akan mulai dengan 8 daerah seperti Jawa Barat, Kalimantan Timur, Sumatera Selatan, Bangka Belitung, dan lainnya sehingga sampai akhir tahun paling tidak bisa 20.000 unit terbangun," ujar Barkah.

Target tahun ini, kata Barkah, akan dilanjutkan pada tahun berikutnya dengan sedikitnya 100.000 unit per tahun. Di samping upaya pendampingan pelaksanaan regulasi percepatan pembangunan sejuta rumah.

Menurutnya, inti persoalan pembangunan rumah MBR saat ini belum adanya pelaksanaan dari daerah seperti pemangkasan perizinan, hingga kemudahan pembiayaan perbankan baik untuk pengembang dan konsumen yang akan menggunakan Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan atau FLPP.

Meskipun demikian, ke depan PI akan terus memfokuskan diri sebagai organisasi yang menampung pemerataan pembangunn di Indonesia. Salah satunya dengan mengakomodir pengembangan produk menengah ke atas dan turut berkontribusi pada pengembangan kawasan ekonomin khusus maupun pariwisata.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper