Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Indonesia dan Turki Sepakat Mulai Perundingan Bilateral

Indonesia dan Turki sepakat memulai perundingan bilateral guna meningkatkan perdagangan antara kedua negara.
Kegiatan bongkar muat di Pelabuhan Tanjung Priok, Sabtu (1/4)./JIBI-Nurul Hidayat
Kegiatan bongkar muat di Pelabuhan Tanjung Priok, Sabtu (1/4)./JIBI-Nurul Hidayat

Bisnis.com, JAKARTA — Indonesia dan Turki sepakat memulai perundingan bilateral guna meningkatkan perdagangan antara kedua negara.

Direktur Jenderal Perundingan Perdagangan Internasional Kementerian Perdagangan (Kemendag) Iman Pambagyo mengungkapkan Indonesia dan Turki telah sepakat untuk memulai perundingan bilateral free trade agreement (FTA). Langkah tersebut akan dimulai dengan adanya perjanjian perdagangan.

“Sedang dicarikan waktu untuk memulai perundingan dalam 2—3 bulan ini,” jelasnya kepada Bisnis.

Iman memaparkan Turki merupakan tujuan ekspor non migas ke-23 bagi Indonesia pada 2016. Total perdagangan kedua negara pada periode itu mencapai US$1,3 miliar dengan surplus US$712,9 juta bagi Indonesia.

“Pada 2016, Turki tercatat sebagai mitra investasi ke-43 di Indonesia dengan nilai US$2,7 juta atau sebanyak 61 proyek,” imbuhnya.

Wakil Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri Bidang Perdagangan Benny Soetrisno menilai Turki dapat menjadi gerbang masuk produk Indonesia ke Eropa Barat, Eropa Timur, serta Afrika Utara. Produk-produk yang potensial menurutnya antara lain benang, kain, ban, gelas, keramik, serta mainan anak.

Untuk mengoptimalkan kerja sama tersebut, sambungnya, ada beberapa hal yang dibutuhkan. “[Agar optimal] diperlukan akses pasar ekspor dan peningkatan daya beli.” jelasnya.

Sebelumnya, Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita telah melakukan penandatanganan Joint Ministerial Statement Indonesia-Turkey Comprehensive Economic Partnership Agreement bersama Menteri Ekonomi Turki, Nihat Zeybecki di Ankara, Turki, pada Kamis (6/7/2017) waktu setempat.

Berdasarkan keterangan yang tertulis di laman situs Kementerian Perdagangan menyebut perjanjian tersebut sebagai langkah untuk mengembalikan tren positif perdagangan dan investasi antara kedua negara. Beberapa bidang yang menjadi prioritas kedua negara ialah bidang perdagangan dan investasi, pertahanan, energi, dan penanggulangan terorisme.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper