Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Peritel Keluhkan Sepinya Transaksi pada Lebaran 2017

Lebaran 2017 belum memberikan dorongan pertumbuhan bagi industri ritel di dalam negeri di tengah terus terjadinya penurunan selama semester pertama tahun ini.
Pusat perbelanjaan Tanah Abang/Istimewa
Pusat perbelanjaan Tanah Abang/Istimewa

Bisnis.com, JAKARTA — Lebaran 2017 belum memberikan dorongan pertumbuhan bagi industri ritel di dalam negeri di tengah terus terjadinya penurunan selama semester pertama tahun ini.

Ketua Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) Roy Mandey menilai seharusnya lebaran menjadi masa panen bagi ritel modern maupun tradisional. Sebaliknya, tren penurunan pada sektor bisnis tersebut masih terjadi.

“Data penjualan ritel di Indonesia sedang di bawah performa. Sampai bulan Mei 2017 masih mengalami penurunan sekitar 35%—40% dibandingkan dengan 2016,” ujarnya kepada Bisnis.com, Kamis (29/6/17).

Dia memaparkan pertumbuhan industri ritel di Indonesia pada April 2017 hanya sebesar 4,1%. Nilai tersebut kembali tergerus pada Mei 2017 menjadi 3,6%. 

“Kondisi mengkhawatirkan ini pernah terjadi pada ritel di Indonesia periode 2009,” jelasnya.

Roy menilai daya beli masyarakat kini belum pulih sepenuhnya. Saat ini, kebanyakan orang hanya berbelanja hanya untuk memenuhi kebutuhan pokok.

Umumnya, sambung dia, pada momen lebaran terjadi kenaikan transaksi untuk penjualan ritel makanan dan minuman serta pakaian. 

“Bila dilihat tendensi ini bukan karena persaingan antar ritel dan ecommerce tetapi akibat konsumsi masyarakat yang belum pulih atau kembali normal seperti 3 tahun hingga 4 tahun sebelumnya,” imbuhnya.

Sebelumnya, Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri Rosan Roeslani memaparkan tentang minat masyarakat untuk berbelanja pada tahun ini yang cenderung menurun. Meski terjadi kenaikan, hal tersebut tak sebanding dengan yang terjadi pada periode yang sama beberapa tahun lalu.

“Kalau dari peritel, dampak dari lebaran ada tetapi tidak signifikan kenaikannya dari tahun lalu. Pada 2017, kenaikan daya beli masyarakat hanya 10%—12%,” ujarnya.

Dia memaparkan pada lebaran tahun sebelumnya peningkatan daya beli masyarakat bisa mencapai 15%. Menurutnya, dampak tunjangan hari raya (THR) tahun ini belum maksimal. 

“Pengeluaran masyarakat belum besar. Sektor konsumer pertumbuhannya tidak signifikan tetapi masih terus tumbuh,” jelasnya.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper