Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ekonom: 2017, The Fed Masih Akan Naikkan Suku Bunga Dua Kali

Berdasarkan survei Bloomberg terhadap 43 ekonom, The Fed masih melakukan dua kali kenaikan Fed Funds Rate (FFR) tahun ini dan mulai mengurangi neraca meskipun adanya penurunan tajam dalam prospek inflasi.
Bank sentral AS The Federal Reserve/Reuters-Larry Downing
Bank sentral AS The Federal Reserve/Reuters-Larry Downing

Bisnis.com, JAKARTA – Bank Sentral Amerika Serikat diperkirakan masih akan melakukan pengetatan ekonomi dengan kembali menaikkan suku bunga acuannya tahun ini.

Berdasarkan survei Bloomberg terhadap 43 ekonom, The Fed masih melakukan dua kali kenaikan Fed Funds Rate (FFR) tahun ini dan mulai mengurangi neraca meskipun adanya penurunan tajam dalam prospek inflasi.

Hasil survey yang dilakukan pada 5-8 Juni tersebut menunjukkan, para ekonom memperkirakan kenaikan FFR akan dilakukan pada Federal Open Market Committee (FOMC) Meeting pada 13 – 14 Juni mendatang serta satu kali kenaikan pada pertemuan bulan September mendatang, diikuti oleh penurunan neraca pada kuartal keempat.

Para ekonom sebelumnya memperkirakan kenaikan suku bunga acuan pada Juni dan Desember. Hal ini berarti harapan untuk kebijakan pengetatan moneter sedikit meningkat bahkan di tengah jatuhnya kepercayaan bahwa The Fed akan mencapai target inflasinya dalam waktu dekat.

Setelah adanya penurunan laju kenaikan harga, hanya 11% responden yang disurvei mengatakan inflasi akan menyentuh target 2% Fed tahun ini, dibandingkan dengan 42% responden pada bulan Maret.

Omair Sharif, ekonom senior Sociate Generale, mengatakan ada penurunan inflasi inti yang lebih luas yang dapat menyebabkan undershoot terus-menerus.

"The Fed perlu lebih berhati-hati terhadap cara mereka melihat laju inflasi," ujarnya, seperti dikutip Bloomberg.

Meskipun diperkirakan akan menaikkan suku bunga pekan ini, pejabat the Fed berada dalam posisi sulit menyusul penurunan tingkat pengangguran dan lesunya laju kenaikan upah dan harga.

Gubernur The Fed Lael Brainard mengatakan aka nada pemangkasan prospek pergerakan lanjutan The Fed pada paruh kedua tahun 2017 jika laju inflasi masih lemah..

Berdasarkan data Departemen tenaga Kerja AS, tingkat pertumbuhan rata-rata pendapatan per jam turun menjadi 2,5% di bulan Mei dari 2,8% di bulan Februari bahkan saat pengangguran turun menjadi 4,3%.

Selain itu, angka inflasi inti The Fed yang tidak termasuk komponen makanan dan energy turun menjadi 1,5% pada April (year-on-year/yoy) dari 1,8 persen di bulan Februari.

Meskipun demikian, para ekonom menunjukkan lebih banyak kepercayaan daripada investor bahwa The Fed akan menaikkan suku bunga dua kali lagi tahun ini,  sejalan dengan proyeksi pembuat kebijakan yang diperbaharui pada bulan Maret.

Namun, penurunan laju inflasi mendorong perubahan cara pandang ekonom terhadap risiko seputar kebijakan moneter. Secara keseluruhan, lebih banyak responden menilai bahwa risiko tersebut secara kasar seimbang, dibandingkan dengan dua bulan yang lalu ketika mereka khawatir bahwa pertumbuhan dan inflasi yang diperkirakan lebih tinggi dari perkiraan dapat mengganggu pandangan The Fed. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper