Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Jumlah Penumpang Bus AKAP Diperkirakan Turun Lagi

Angkutan umum berbasis jalan raya bus antarkota antarprovinsi diperkirakan masih belum menjadi pilihan utama.
Sejumlah bus menunggu penumpang di terminal Kampung Rambutan, Jakarta./Antara-M. Agung Rajasa
Sejumlah bus menunggu penumpang di terminal Kampung Rambutan, Jakarta./Antara-M. Agung Rajasa

Bisnis.com, JAKARTA - Angkutan umum berbasis jalan raya bus antarkota antarprovinsi diperkirakan masih belum menjadi pilihan utama. Jumlah penumpang angkutan bus AKAP diperkirakan turun menjadi 4,32 juta orang pada masa angkutan Lebaran tahun ini.

Direktur Jenderal Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan Pudji Hartanto mengatakan penurunan penumpang angkutan umum darat diperkirakan 2,11% atau menjadi 4,32 juta penumpang pada 2017 dari 4,42 juta penumpang pada tahun lalu.

"Pengguna angkutan umum dalam hal ini bus hampir setiap tahun antara 2%-3% persen menurun," ungkapnya di Jakarta pada Kamis (8/6).

Pudji menjelaskan penurunan jumlah penumpang bus yang terjadi setiap masa angkutan Lebaran disebabkan perekonomian masyarakat membaik. Pada saat yang bersamaan, angkutan umum udara dan kereta api jauh lebih baik.

Oleh karena itu, paparnya masyarakat dengan kemampuan ekonomi membaik beralih menggunakan angkutan udara dan kereta api untuk melakukan perjalanan mudik pada masa angkutan Lebaran tahun ini.

Sementara itu, paparnya, masyarakat lainnya beralih menggunakan sepeda motor untuk pulang ke kampung halamannya.

Pudji mengungkapkan saat ini banyak masyarakat meninggalkan angkutan umum berbasis jalan raya bus dengan alasan kenyamanan dan waktu tempuh.

Terkait dengan penurunan penumpang angkutan umum darat yang terjadi setiap tahun, dia mengungkapkan pihaknya telah membuat program bus pelopor keselamatan agar jumlah pengguna angkutan umum berbasis jalan raya tersebut mengalami peningkatan.

"Bagaimana bus bisa dinikmati supaya aman dan nyaman. Tapi sebenarnya sekarang banyak bus AKAP yang bagus-bagus,” ucap Dirjen Hubdar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper